Sobat Cahaya Islam, hidup sebagai seorang Muslim mengharuskan kita berhati-hati dalam memilih tindakan, perkataan, dan keputusan sehari-hari. Islam tidak hanya melarang yang haram dan memerintahkan yang halal. Akan tetapi, Islam juga mengajarkan kita untuk menghindari perkara syubhat, yaitu perkara yang samar antara halal dan haram.
Ketika seseorang meninggalkan perkara syubhat, ia telah menunjukkan ketakwaan yang tinggi. Ia menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam dosa, meskipun pada perkara yang secara hukum belum jelas keharamannya.
Apa Itu Perkara Syubhat?
Perkara syubhat adalah sesuatu yang tidak jelas halal atau haramnya karena kurangnya dalil yang tegas, atau karena perbedaan pendapat di kalangan ulama. Perkara ini berada di antara halal dan haram. Rasulullah ﷺ telah menjelaskan konsep ini dengan sangat jelas.
Beliau bersabda:
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ، لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ
“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barang siapa menjaga dirinya dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.” (1)
Sobat Cahaya Islam, hadits ini menunjukkan bahwa menjauhi perkara syubhat merupakan bentuk kehati-hatian dan ketaatan kepada Allah.
Mengapa Harus Meninggalkan Perkara Syubhat?
Ada beberapa alasan kenapa kita harus menjauhi perkara-perkara yang syubhat. Di antaranya adalah:
Syubhat Membuka Pintu Dosa
Perkara yang awalnya terlihat samar bisa menyeret seseorang masuk ke dalam keharaman. Orang yang terbiasa mengabaikan syubhat akan lebih mudah tergelincir dalam perkara haram. Rasulullah ﷺ menganalogikan syubhat seperti seseorang yang menggembalakan hewan di sekitar tanah larangan, yang suatu saat bisa masuk ke dalamnya.
Syubhat Mengganggu Hati yang Bersih
Orang yang bertakwa selalu menjaga kebersihan hatinya. Ia merasa tidak tenang ketika melakukan sesuatu yang samar. Ia lebih memilih meninggalkan sesuatu meskipun ada kemungkinan boleh, demi menjaga ketenangan batin dan ridha Allah.
Syubhat Melemahkan Ketegasan dalam Beragama
Ketika seseorang terbiasa mentoleransi syubhat, ia akan kehilangan sensitivitas terhadap dosa. Akibatnya, ia menjadi terbiasa terhadap hal-hal yang merusak keimanan dan ketakwaan.
Contoh Perkara Syubhat di Zaman Sekarang dan Cara Menjaga Diri
Sobat Cahaya Islam, beberapa contoh syubhat di zaman sekarang antara lain makan makanan yang belum jelas kehalalannya, terutama produk luar negeri tanpa label halal. Selain itu, transaksi online yang belum sesuai prinsip syariah, seperti dropship tanpa akad yang jelas juga termasuk hal syubhat. Lalu, ada lagi fashion atau gaya hidup yang menyerupai non-Muslim, yang belum tentu jelas hukumnya.
Dalam semua kasus tersebut, kamu bisa memilih untuk menjauhi dan mencari alternatif yang lebih aman. Cara menjaga diri dari perkara syubhat antara lain selalu bertanya kepada ulama atau orang berilmu, mempelajari fiqih dan dasar-dasar halal haram, membangun kebiasaan untuk menunda keputusan ketika ragu, serta mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan doa agar Dia memberikan petunjuk.
Sobat Cahaya Islam, meninggalkan perkara syubhat menandakan kekuatan iman dan kesungguhan dalam menjaga agama. Islam tidak sekadar membedakan halal dan haram, tetapi juga mengajarkan prinsip kehati-hatian. Ketika sobat Cahaya Islam memilih jalan yang lebih bersih dan aman, Allah akan menjaga hati tetap lembut, iman tetap kokoh, dan langkah tetap dalam ridha-Nya. Aamiin.