News  

Kasmudjo Cuma Asdos, Sastrawan Politik: Jokowi Menipu Rakyat

Kontroversi mengenai riwayat pendidikan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat setelah pernyataan dari Kasmudjo, seorang asisten dosen (asdos) yang sebelumnya disebut sebagai pembimbing skripsi Jokowi di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam sebuah pernyataan mengejutkan, Kasmudjo mengklarifikasi bahwa dirinya tidak pernah menjadi dosen pembimbing Jokowi. Ia hanya berstatus asdos pada saat itu dan menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melihat ijazah milik Jokowi.

Reaksi keras muncul dari berbagai kalangan, salah satunya Ahmad Khozinudin, sastrawan politik yang selama ini kritis terhadap kepemimpinan Jokowi. Khozinudin menilai pernyataan Kasmudjo sebagai pengungkapan fakta baru yang membuka tabir kebohongan terkait riwayat pendidikan mantan Presiden tersebut. “Rakyat benar-benar telah dihina sehina-hinanya. Direndahkan serendah-rendahnya,” tegasnya kepada Radar Aktual, Jumat (16/5/2025).

Lebih lanjut, Khozinudin menyatakan bahwa rakyat telah ditipu dan mendesak agar masyarakat melaporkan dugaan kebohongan ini kepada aparat kepolisian. Menurutnya, langkah hukum diperlukan agar kasus serupa tidak terulang di masa depan. “Jangan sampai rakyat terus-menerus ditipu oleh pemimpin yang tidak jujur,” tambahnya.

Khozinudin juga menyoroti adanya tekanan terhadap suara-suara kritis yang berani mengungkap persoalan ini. Ia menyebut keberadaan kelompok buzzer yang selalu membela Jokowi tanpa memedulikan fakta.

“Ada fenomena buzzer yang terus membela Jokowi tanpa melihat fakta,” ujarnya. Menurutnya, fenomena tersebut semakin mengaburkan kebenaran dan membuat masyarakat ragu untuk bersuara.

Selain itu, Khozinudin menyatakan dukungannya terhadap sejumlah tokoh yang selama ini berjuang mengungkap kebenaran terkait ijazah Jokowi. Di antaranya adalah Roy Suryo, Rismon Sianipar, Rizal Fadilah, dan dr. Tifa. Mereka disebutnya sebagai sosok-sosok yang berani menentang arus demi kejujuran.

“Bangsa ini membutuhkan kepemimpinan yang jujur dan berintegritas. Rakyat harus mendukung perjuangan tokoh-tokoh yang mengutamakan kebenaran,” tegasnya.

Mengakhiri pernyataannya, Ahmad mengajak masyarakat untuk memperkuat gerakan rakyat dalam menuntut kejujuran dan integritas dalam kepemimpinan negara. “Bangsa ini tidak boleh tenggelam dalam kebohongan yang terus-menerus dibiarkan. Kita butuh pemimpin yang jujur,” pungkasnya.