Tekno  

Meta dan Google Bangun Jaringan Kabel Laut di Indonesia

Dua raksasa teknologi global, Meta dan Google diketahui bakal menambah jaringan kabel bawah laut atau subsea cable di Indonesia. Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto Darwin menuturkan bahwa pihaknya telah menerbitkan Persetujuan Kegiatan Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) untuk proyek kabel bawah laut yang melibatkan Meta dan Google.

“Menteri Kelautan dan Perikanan telah mengeluarkan Persetujuan Kegiatan Kesesuaian Pemanfataan Ruang Laut (PKKPRL) untuk proyek kabel komunikasi bawah laut oleh konsorsium yang melibatkan Google dan Meta—beserta mitra lainnya—melintasi perairan Indonesia,” kata Doni ketika dikonfirmasi oleh Bloomberg Technoz, Rabu (18/6/2025).

Lebih lanjut, Doni menegaskan, setidaknya ada tiga proyek kabel komunikasi bawah laut yang telah disetujui oleh KKP dengan melibatkan konsorsium internasional, termasuk Meta dan Google bersama mitra lokal.

“Pada 2021 KKP mengeluarkan PKKPRL untuk proyek Echo dimana XL Axiata sebagai mitra Google dan Meta di Indonesia yang mengurus izinnya. Pada 2022 KKP mengeluarkan PKKPRL untuk Telin yang mengerjakan proyek Bifrost dimana ada Google dan Meta juga dalam konsorsium. Terakhir di 2025 keluar PKKPRL untuk NTT Indonesia dengan nama proyek yang di dalamnya juga ada Google, Meta,” ucap Doni.

Sekadar catatan saja, proyek kabel laut Echo mendapat PKKPRL pada tahun 2021. Proyek ini melibatkan konsorsium yang terdiri dari Meta, Google, dan XL Axiata sebagai mitra lokal di Indonesia.

Echo membentang sepanjang sekitar 15.000 kilometer, dengan cabang yang masuk ke wilayah Indonesia sepanjang 234 kilometer. Kabel ini memiliki kapasitas transmisi hingga 12 terabit per detik (Tbps), yang bertujuan meningkatkan konektivitas internet internasional, terutama antara Asia Tenggara dan Amerika Utara.

Sementara itu, proyek Bifrost mendapatkan PKKPRL pada tahun 2022. Proyek ini dikerjakan oleh konsorsium yang mencakup Meta, Google, Telin (anak usaha Telkom Indonesia), serta Keppel asal Singapura. Kabel Bifrost memiliki panjang sekitar 19.888 kilometer dan dirancang sebagai jalur trans-Pasifik dengan kapasitas hingga 10,4 Tbps.

Tak luput Doni menegaskan, setiap persetujuan PKKPRL yang diberikan oleh KKP, dilakukan dengan prinsip kehati-hatian untuk menjaga integritas ruang laut dan kepentingan masyarakat pesisir.

Tambahan Kabel, Tak Gunakan APBN
Adapun sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengatakan pembangunan kabel bawah laut oleh Meta dan Google merupakan bagian dari upaya memperluas konektivitas digital di Tanah Air, sekaligus menarik investasi asing tanpa menggunakan anggaran negara.

Rencanannya, pembangunan kabel di bawah laut ini akan mencakup 10 jalur, 7 kabel di antaranya bakal dikelola Meta dan Google. Sementara itu, 3 jalur lainnya akan diserahkan kepada pemerintah.

“Dengan anggaran atau alokasi yang tidak sebanyak sebelumnya, bagaimana [koneksi digital] ini dapat tetap terbangun,” kata Meutya kepada awak media di Gedung Komdigi, Kamis (5/6/2025).

Meski panjang dan rute kabel belum diumumkan ke publik, Meutya menegaskan bahwa prosesnya sedang berada dalam tahap diskusi intensif. Selain itu juga Dia menyebut banyak investor lain yang menyatakan minat serupa, menunjukkan tingginya daya tarik Indonesia sebagai pusat pertumbuhan digital di kawasan.(Sumber)