SOKSI Wakafkan Bambang Soesatyo Untuk Bangsa, Sebagai Ketum Golkar

Partai Golkar, Partai terbuka milik publik, merupakan warisan para pendahulu yang harus dipertahankan eksistensinya oleh generasi penerus. Ditengah perkembangan dinamika politik, dengan semakin menguatnya Partai tertentu dan bermunculannya Partai-Partai baru, maka Partai Golkar harus tertantang untuk terus beradaptasi dan berinovasi dengan perkembangan zaman.

Pengalaman suksesi kepemimpinan sejak beberapa tahun terakhir ternyata tidak cukup signifikan mendongkrak reputasi dan posisi Partai Golkar, terbukti Pemilu 2019 ini, adalah yang terburuk sepanjang sejarah reformasi, Partai Golkar menduduki PERINGKAT KETIGA dalam perolehan suara nasional, bahkan dikalahkan oleh Partai baru, GERINDRA.

Ironisnya, Partai Golkar semakin mendekat pada pola pragmatisme, yang berorientasi -semata-mata- pada jabatan dan kekuasaan, melupakan tujuan berpolitik dan jati diri sebagai Partai Ideologis yang seharusnya konsisten pada tujuan berpolitik dan bernegara, berperan penting menjaga dan mengawal Pancasila, UUD 1945 dan sebagai benteng utama Komunisme. Selain itu, sejak reformasi, Partai Golkar yang telah mentransformasi diri menjadi Partai Kader, tidak bisa mundur lagi kebelakang menjadi Partai Dinasti atau melegitimasi oligarki, dengan alasan apapun.

Kepemimpinan Partai Golkar dua tahun terakhir ini, telah banyak keluar dari aturan sistem dan mekanisme Partai Golkar, tidak berfungsinya prinsip kolektif dalam pengambilan keputusan organisasi dengan hanya mementingkan sekelompok elit tertentu, menghilangkan momentum strategis Pemilu 2019 sebagai daya ungkit Partai Golkar di kancah perpolitikan nasional, berhentinya kaderisasi, serta semakin menjauhkan Partai Golkar dari nilai-nilai dan etika berpolitik serta marwah Partai, sebagai Partai matang berpengalaman yang memiliki KEDAULATANNYA sendiri, tidak bisa dengan mudah diintervensi apalagi menyerahkan diri pada pihak lain untuk mengatur rumah tangga Partai.

Untuk itu, SOKSI dalam kebulatan tekad mendorong Bambang Soesatyo, yang sekaligus Kader terbaik SOKSI, untuk maju dan memenangkan kontestasi Calon Ketua Umum PG di Munas 2019 yang akan datang, agar Partai Golkar kembali pada marwah dan jati dirinya sebagai Partai besar, Partai Ideologis dan Partai Kader dengan tetap menjaga prinsip kesetiakawanan dan saling membesarkan sesama kader.

Bahwa Perbedaan pandangan politik adalah hal yang lumrah, karenanya SOKSI, sebagai Ormas Pendiri Partai Golkar, akan ikut mengawal proses pengambilan keputusan organisasi agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 serta AD/ART Partai Golkar, dg tetap menjunjung tinggi demokratisasi dan kedaulatan Partai Politik.

Bobby Suhardiman, Plt Ketua Umum Depinas SOKSI