Golkar: Sekolah Bisa Dijadikan Tempat Pengungsian Banjir Sementara

Banjir melanda Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) di awal tahun 2020 (1/1/2020). Hal ini terjadi setelah hujan deras melanda sejak sehari sebelumnya (31/12/2019).

Akibatnya, kegiatan operasional dan sarana prasarana serta fasilitas umum Kota Jakarta terendam bersama ribuan rumah warga. Beberapa akses jalan juga terhalang dan sebagian lainnya ditutup.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian meminta komunitas pendidikan ikut berpartisipasi dalam penanganan banjir Jakarta.

“Sekolah-sekolah bisa digunakan sebagai tempat pengungsian sementara, untuk memfasilitasi warga yang membutuhkan. Kebetulan anak-anak juga masih libur, sehingga saya kira tidak masalah,” ujar politisi asal Kalimantan Timur ini.

Hetifah meminta Mendikbud Nadiem Makarim berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memfasilitasi hal ini. “Mendikbud bisa bekerjasama dengan pemda, BNPB, Kemensos, dan pihak-pihak lainnya agar sekolah bisa difungsikan,” tambah anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) ini.

Hetifah mengatakan, di saat-saat genting seperti ini sekolah bisa menjalankan fungsi sosialnya. “Institusi pendidikan jangan tersegregasi dari masyarakat. Korban banjir juga banyak anak-anak, dan mungkin siswa sekolah tersebut,” paparnya.

Namun demikian, Hetifah menekankan sekolah-sekolah yang dijadikan tempat pengungsian harus benar-benar dipilih. “Yang berlokasi di daerah bebas banjir tentunya. Selain itu, memiliki struktur yang kokoh dan kualitas bangunan yang memadai,” jelasnya.

Lebih jauh, Hetifah meminta Kemendikbud untuk mendata, berapa sekolah yang terdampak banjir. “Jika ada yang rusak berat, harus segera ditangani. Kita tidak ingin ada anak-anak yang menjadi korban selanjutnya,” pungkasnya.