Tekno  

Keren! Dosen Unair Ciptakan MIKA, Aplikasi Belajar Untuk Anak Autisme

Ilustrasi Anak Autisme

Dosen Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Margaretha,  bersama tim dari Forum Peduli Jawa Timur mengembangkan aplikasi perangkat lunak yang diberi nama MIKA (Media Visual Komunikasi Anak).

Aplikasi yang dikembangkan dimaksudkan untuk mendukung pembelajaran komunikasi untuk anak-anak dengan autisme dan anak-anak yang hendaya (pelemahan) komunikasi.

Margaretha menceritakan, awal mula tercetusnya ide membuat MIKA adalah dari kegelisahan terapis. Terutama bagaimana caranya bisa mengoptimalkan proses belajar komunikasi pada anak dengan autisme dan hendaya komunikasi.

“Sebagai gejala utamanya, autisme itu paling sulit untuk melakukan komunikasi sosial dan periode belajar itu penting supaya tidak terlewatkan. Karena kalau tidak, nanti menjadi suatu kecacatan, maka perlu suatu metode yang sistematis dan terstandar,” kata Margaretha di Surabaya, Ahad (5/1).

Margaretha menjelaskan, meskipun MIKA ini diinstal di tablet, tapi digunakan sebagai alat terapi oleh orang-orang terlatih dan paham bagaimana cara memberikan visual atau alat bantu visual untuk belajar komunikasi secara terstruktur.

Dengan adanya MIKA, harapannya anak-anak autisme yang rata-rata adalah pembelajaran visual akan lebih mudah belajar.

Margaretha mengungkapkan, dirinya membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk mengembangan aplikasi ini. Itu pun, diakuinya masih harus terus dikembangkan.

“Dikembangkan dengan kerangka teoritis kerja, dan mengumpulkan pengalaman dari sejak 2013,” kata dia.

Saat ditanya apakah MIKA akan digunakan di seluruh Indonesia, Margaretha menjawab, MIKA Memang karya dari Jawa Timur untuk Indonesia. Alat terapi ini juga sudah berbahasa Indonesia dan bisa digunakan di berbagai tempat.

“Bahkan ada fitur untuk menambah kata baru untuk menyesuaikan dengan konteks bahasa. Misalkan di Nusa Tenggara Timur ada bahasa khusus yang tidak ada di dalam bahasa Indonesia, maka yang ada di tablet ini bisa ditambahkan,” ujarnya.

Margaretha berharap MIKA bisa digunakan di seluruh Indonesia oleh terapis, guru, ataupun orang – orang yang bekerja memberi terapi anak dengan autisme.

Aplikasi tersebut, kata dia, sebenarnya bisa juga digunakan oleh orang tua. Tetapi harus mempelajari dulu, cara penggunaan dan pembelajarannya.

“Orang tua juga bisa tapi dia harus belajar dulu. Pertama-tama harus paham apa yang disebut sebagai pendekatan teach, yaitu pendekatan intervensi buat anak dengan autisme yang secara terstruktur, baru belajar MIKA sebagai alat bantunya,” kata dia. {republika}