News  

Daging Babi Tiruan Dari Bahan Nabati, Apakah Halal?

Ilustrasi Daging Babi

Para Muslim kini bisa merasakan daging babi tanpa merasa bersalah. Daging babi tersebut dibuat dari bahan nabati yang menghasilkan rasa yang sama seperti aslinya.

Agama Islam melarang umatnya untuk mengonsumsi daging babi, karena daging dari hewan tersebut tidak bersih sehingga dinyatakan haram. Namun, kini para Muslim dapat mencicipinya tanpa melanggar aturan tersebut.

Sebuah perusahaan makanan asal California, Impossible Food menciptakan makanan baru berupa daging babi yang aman untuk dikonsumsi bagi Muslim. Daging babi itu bukan terbuat dari hewan babi aslinya, melainkan dari bahan nabati berupa kedelai yang 100% halal.

Impossible Food mengatakan bahwa pembuatan daging babi tiruan itu dibuat melalui laboratorium tanpa adanya campuran gluten dari babi. Selain itu, daging babi tiruan itu juga tidak mengandung hormon atau antibiotik hewani sama sekali.

Dalam racikannya, perusahaan menawarkan sensasi rasa netral gurih yang sama seperti daging babi aslinya. Daging babi tersebut sengaja diracik dengan sertifikasi halal dan dapat digunakan sebagai pengganti daging babi dalam resep apa pun.

Mungkin bagi Muslim tidak bisa membedakan rasa daging babi asli dengan daging babi tiruan, karena mereka tidak pernah mencicip daging babi sugguhan.

Namun, orang-orang yang sudah terbiasa makan daging babi mengatakan bahwa rasa daging babi tiruan dari Imposible Food memang memiliki rasa yang sama seperti aslinya.

“Sebenarnya produk ini tidak dirancang khusus untuk menargetkan orang yang memiliki keberatan agama untuk makan babi, tetapi ini penting bagi kami, jadi kami pasti akan mencari sertifikasi halal,” tutur Pat Brown, CEO dan pendiri Impossible Foods.

Namun, seorang Imam bernama Mustafa Umar yang berasal dari Anaheim, California justru tetap menentang Impossible Foods mencari sertifikasi halal untuk produk daging babi tiruannya itu. Mustafa juga tidak akan mendorong organisasi Muslim untuk mendukung upaya tersebut.

“Jika orang-orang datang dan bertanya padaku, ‘Bagaimana menurutmu? Haruskah aku mencoba daging babi tiruan Saya akan mengatakan ‘tidak’. Jangan lakukan itu kecuali Anda sudah makan daging babi dan Anda mencoba berhenti,” ujar Mustafa Umar.

Pandangan berbeda disampaikan oleh Rabbi Mordechaoi Lightstone, pendiri sebuah komunitas untuk orang-orang Yahudi di New York. Ia mengatakan bahwa suatu produk aman dikonsumsi jika terbuat dari bahan-bahan yang halal dan bersertifikat halal. {detik}