Roy Suryo mengungkap kejanggalan pada kasus pembobolan kartu ponsel dan rekening yang dialami wartawan senior Ilham Bintang. Roy mempertanyakan proses SIM card swap yang akhirnya membobol rekening wartawan senior itu.
“Pertama kali saya mendengar kasus ini saya langsung berkata bukan hanya ini puncak gunung es, tapi ini ada test case, saya menduga test case,” ujar Roy di Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2020).
“Karena yang dikerjain itu bukan orang sembarangan, saya anggap Bang Ilham ini merupakan satu, tokoh masyarakat dan agak keras,” tambahnya lagi.
Roy menilai kasus yang dialami Ilham sebagai kasus uji coba. Dia mengatakan pembobolan ponsel dan rekening ini bisa diterapkan ke orang lain.
“Kedua, beliau adalah senior di kalangan wartawan. Jadi artinya saya sangat yakin bahwa siapa pun yang nanti akan terungkap atau ada di balik ini itu memang sengaja.”
“Ada kesengajaan untuk menjadikan beliau itu sebagai target. Kalau ini saja saya kerjain, nanti jadinya kayak apa, berarti di bawah beliau dengan mudah dibobol,” katanya.
Roy kemudian menceritakan hasil analisisnya terkait kasus itu. Pada 3 Januari 2020, seseorang yang mengaku Ilham Bintang mendatangi gerai salah satu provider di Bintaro Xchage. Orang tersebut kemudian melakukan pertukaran data atau SIM card swap.
“Setelah saya dengar, saya baca case-nya, menurut saya sangat aneh karena sedemikian beraninya sebuah gerai, sebuah konter di Bintaro Xchange, konter Indosat itu melakukan sebuah swap dari SIM card, istilahnya swap SIM card, pertukaran data,” jelas Roy.
“Maksud saya adalah yang kita pegang itu seperti kayak kalau kita punya kendaraan ada STNK, BPKB. Kalau STNK dan BPKB-nya nggak cocok, dia nggak akan jalan.”
“Makanya kita bisa mengubah, kalau habis ya kita cetak lagi STNK, STNK ada kodenya, sepanjang dia cocok dengan yang ada, dia jalan lagi,” ungkapnya.
Roy mengatakan, sebelum kejadian SIM card swap tersebut, Ilham sudah berada di luar negeri sejak 29 Desember 2019. Roy menduga pelaku pembobolan sudah mengetahui rencana Ilham ke Australia.
“Saya kemudian pelajari ketika beliau ke luar (Australia) paling tidak ada dua yang bermain di sini. Artinya, ada teknis, teknis untuk operatornya, teknis untuk perbankannya.”
“Trigger-nya adalah teknis di operatornya. Karena yang tahu beliau itu ke luar itu ya hanya dua, juga kalau tidak operatornya, ya orang dekatnya beliau. Beliau mengaktifkan roaming itu 29 Desember 2019,” jelasnya.
Roy mengatakan, aksi SIM card swap itu tidak serta-merta dilakukan pada saat Ilham baru tiba di Australia. Roy menyebut pelaku menunggu hingga 3 Januari 2020. Menurut Roy, pada 4 Januari, layanan SIM card Ilham tidak bisa diakses.
“Kemudian aktifnya ada di Australia, masih ditunggu beberapa hari dan masih ada di luar, baru kemudian tanggal 3 Januari itu mulai dikerjain,” katanya.
Roy menyebut proses pertukaran data itu harusnya dilakukan oleh orang yang bersangkutan atau menggunakan surat kuasa. Selain itu, Roy mengatakan pada saat swap itu kartu lama harus dibawa.
“Untuk melakukan swap card itu prosedurnya adalah datang orang itu kemudian dengan identitas asli, orangnya asli, kalau tidak menggunakan surat kuasa, ada tanda-tanda tangan orang yang bersangkutan.”
“Dan yang paling penting lagi kartu lamanya harus ada, yang ini tidak ada fisik kartu lamanya karena kartu lamanya dipakai Pak Ilham,” jelas Roy.
Roy kemudian mempertanyakan waktu melakukan swap itu. Menurutnya, proses berlangsung begitu cepat.
“Orang ini datang tanpa membawa fisik kartu lama. Prosesnya sangat cepat sekali, hanya dalam tempo 7 menit mulai datang, duduk, kemudian maju ke petugas melayani.”
“Layani 3 menit saja selesai. Padahal kita sendiri mau ganti kartu biasanya panjang. Yang lebih aneh lagi beliau ini Pak Ilham ini nomor kuno, masih zaman Satelindo, belum Indosat,” jelas dia.
Roy mengatakan, pada saat SIM card swap berhasil, semua data pemilik akan berpindah secara otomatis. Roy menduga pelaku telah menyelidiki informasi rekening dan kartu kredit Ilham sebelum melakukan aksi.
“Dan kejadian itu kalau kita transaksi dengan menggunakan kartu kredit orang ini sudah tahu nomor Pak Ilham, artinya dia sudah diselidiki, dipelajari selain nomor kartu kreditnya 15 digit, CVV-nya juga sudah tahu, 3 digit di balik kartu.”
“Dan itulah OTP-nya (one-time password) masuk ke nomor handphone. Jadi dari satu sisi dari perbankan saya ada bukan orang sembarangan, ini sindikat,” ungkapnya.
Roy kemudian mempertanyakan kebocoran data dari perbankan. Roy berharap kasus ini segera terungkap.
“Dari perbankan, perbankan juga bukan hal satu-satunya ini sudah banyak kasusnya. Mau nggak mau, kalau kasus ini diteruskan, bank harus mengganti. Dan saya mendukung harus diteruskan dan harus sukses.”
“Lawyer-nya harus jago, karena ini kesalahan ada di kedua pihak. Operatorx dan perbankannya. Karena perbankan otomatis harusnya dia punya profil dari beliau. Account ini biasanya hanya dipakai tanggal terakhir, misalnya transfer tanggal sekian. Tiba-tiba dalam satu hari sangat aktif,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Ilham Bintang melaporkan kasus pembobolan ponsel dan rekening ke Polda Metro Jaya pada 17 Januari 2020. Pasal yang dilaporkan adalah Pasal 363 terkait pencurian dengan pemberatan. Polda Metro pun sudah memeriksa Ilham dan sejumlah saksi. {detik}