Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah alias Ijeck diprediksi bakal mulus dalam mengambil tampuk kursi Ketua DPD I Partai Golkar Sumut periode 2020-2025.
Hal ini disampaikan pengamat politik, Rafriandi Nasution, di Medan, Selasa (18/2/2020) terkait masuknya nama Ijeck dalam bursa calon Ketua Golkar Sumut menjelang Musda sebelum 5 Maret 2020.
“Biasanya jika seorang pejabat ingin jadi Ketua Golkar selalu bisa dan mudah, karena orientasi Golkar itu kekuasaan,” ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut telah menjadi ciri khas dari Partai Golkar. “Kalau dia (Ijeck) gak jadi Ketua Golkar Sumut, kata Rhoma Irama: terlalu,” sebutnya.
Pernyataan Rafriandi ini memancing reaksi kader Golkar Labuhanbatu Muhammad Riduan.
Pernyataan Rafriandi yang mengatakan Golkar hanya berorientasi kekuasaan tanpa mempertimbangkan kader atau non kader dalam proses regenerasi struktural itu keliru. Apalagi sampai mengemis-ngemis yang bersangkutan untuk jadi Ketua DPD I Partai Golkar Sumut.
“Benar bahwa ketua umum memiliki diskresi atau kebijakan demi membesarkan partai, tapi perlu diingat bahwa Ketum juga memiliki pertimbangan yang sangat matang soal membesarkan partai, bukan sekedar pertimbangan yang tergesa-gesa berdasarkan faktor kekuasaan dan materi semata”, kata Wakil Ketua DPD II Partai Golkar Labuhanbatu ini.
Riduan juga membantah pernyataan Rafriandi soal kesiapan pembiayaan Musda Golkar Sumut yang disebut hanya mampu dilakukan calon tertentu yang merupakan pejabat publik dengan pertimbangan musda butuh biaya besar dan pengurus daerah butuh oleh-oleh setelah pulang dari Medan.
“Saya sangat menyayangkan pernyataan beliau, sangat merendahkan bahkan cenderung melecehkan Partai Golkar,” Ujar Riduan
Riduan meminta DPD I Partai Golkar Sumatera Utara melayangkan somasi kepada Rafriandi. “Sebagai pengamat tak pantas membuat pernyataan yang cenderung menjengkali Golkar, Golkar ini bukan partai abal-abal, saya harap DPD I Golkar Sumut melayangkan somasi kepada saudara Rafriandi”. ucap Riduan.
Sebagai kader Riduan merasa terganggu dengan opini yang coba dibentuk pengamat politik lokal tersebut. Dan pernyataan-pernyataannya justru membuat citra Partai tercoreng di masyarakat.
“Silahkan saja jika ingin mendukung siapapun menjadi pimpinan Golkar Sumut, tapi jangan sampai melecehkan”, pungkas Riduan. [Golkarpedia]