Nasdem: Konvensi Partai Golkar Gagasan Genuine Surya Paloh

Partai Golongan Karya telah ‘melegalkan’ konvensi pada Pilpres 2004 silam. Sebut saja Wiranto, Prabowo, Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung dan Surya Paloh merupakan tokoh yang maju berebut tiket rekomendasi melalui konvensi.

Namun Wiranto harus kalah dari sesama kader Golkar Jusuf Kalla yang saat itu mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Wiranto keluar dari Golkar kemudian mendirikan Hanura pada 21 Desember 2006.

Prabowo mendirikan Gerindra pada 6 Februari 2008. Terakhir Surya Paloh mundur dari Golkar dan mendirikan NasDem pada 26 Juli 2011.

Kendati konvensi sempat menuai kontroversi namun nyatanya rakyat menyambut penuh antusiasme.

Mereka dapat berpartisipasi mengusulkan calon pemimpin pilihan melalui dewan pimpinan daerah, organisasi masyarakat tingkat pusat, dan perseorangan.

Agenda konvensi sendiri kini diadopsi oleh NasDem pada Pilkada Serentak 2020. Sedangkan Golkar lebih memilih tegak lurus mengusung kader internal.

Dalam agenda workshop akbar tahunan Partai NasDem di Hotel Mercure Surabaya, Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Jawa 4 (Jatim) DPP NasDem, Dossy Iskandar, menegaskan jika konvensi merupakan bagian dari kemenangan.

Maka, sudah seyogyanya NasDem membuka peluang menggelar konvensi untuk menjaring putra terbaik bangsa. “Konvensi partai Golkar adalah gagasan genuine dari Surya Paloh,” terang Dossy, Sabtu (7/3/2020).

Sehingga NasDem mengklaim jika konvensi bukanlah duplikasi dari Partai Golkar, akan tetapi sebagai sarana mengembalikan gagasan dan momentum membangun demokrasi Indonesia.

Di samping itu, politik gagasan menjadi salah satu pilar utama NasDem. “Jadi ini bukan duplikasi tapi mengembalikan gagasan sebagai sarana untuk menggaet putra-putri terbaik bangsa,” tandasnya. {timesindonesia}