Seleksi Kartu Pra Kerja Bak Undian, PAN: Ada Gelagat Kurang Baik Dalam Pelaksanaannya

Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mempertanyakan langkah pemerintah yang memilih secara acak peserta yang berhak mendapatkan Program Kartu Prakerja. Ia juga menyampaikan sejumlah pandangan kritisnya terhadap program baru itu.

Malah politisi Partai Amanat Nasional Dapil sumut ini  mencium gelagat kurang baik dalam pelaksanaannya. Hal itu terlihat dari mekanisme penentuan seleksi calon peserta. Berdasar informasi yang dibacanya di media massa, lolos tidaknya peserta dalam seleksi didasarkan sistem acak oleh komputer.

“Kalau begini metodenya maka tidak ada jaminan akan didapatkan calon yang benar-benar memenuhi kualifikasi,” ungkapnya, Selasa, 14/4/20.

Dia bilang, dengan seleksi sistem acak (random) itu ya mirip-mirip adu kebruntungan kalau tidak bisa disebut perjudian. “Yang daftar seperrti mengadu nasib. Menggantungkan nasibnya pada mesin komputer yang mengundinya,” kata Saleh.

Dengan metode seperti itu, Saleh menyayangkan salah satu program unggulan pemerintah itu belum bisa memenuhi harapan. Sementara ini adalah program yang dijanjikan oleh Presiden Jokowi pada saat Pilpres 2019 lalu.

Jadi, kata dia, pelaksanaannya haruslah berjalan dengan baik. Harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Presiden untuk memenuhi janji kampanynya..

“Kartu prakerja itu biayanya mahal. Tadinya hanya Rp 10 triliun, sekarang ditambah menjadi Rp 20 triliun. Karena mahal, harus dipastikan tepat sasaran dan berhasil,” tandasnya mengingatkan. {moeslimchoice}