Anggaran Dipotong, Hetifah Minta Perpusnas Fokus Digitalisasi

Anggaran Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tahun ini berkurang 30,9%, dari pagu awal sebesar Rp.659 Miliar menjadi Rp.454 Miliar. Hal ini disampaikan pada Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR RI dengan Kepala Perpustakaan Nasional, Jumat (8/5/2020).

Pemotongan ini disebabkan adanya realokasi anggaran dalam rangka penanggulangan Covid-19, yang tercantum pada PP No.4/2020 dan Surat Menteri Keuangan Nomor S-302/ MK.02 / 2020.

Sehubungan dengan hal tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyatakan keprihatinannya.

“Sangat prihatin sekali ya, karena visi kita saat ini adalah untuk pembangunan SDM unggul. Perpustakaan seharusnya memegang peranan penting untuk edukasi dan program-programnya ditambah,” paparnya.

Meski demikian, Hetifah memahami bahwa memang ada kepentingan yang lebih mendesak yaitu penanggulangan Covid-19.

“Jika memang harus begitu, maka kedepannya berarti kita harus berfokus pada strategi efisiensi dan efektivitas, agar target-target capaian tidak terlalu menurun,” ujarnya.

Hetifah menjelaskan, perlu ada pendekatan-pendekatan baru yang dicoba oleh Perpusnas agar dapat menggunakan dana sesedikit mungkin dengan dampak yang besar.

“Sebagai contoh, daripada membangun bangunan perpustakaan fisik, bisa membuat program motor perpustakaan keliling. Yang penting adalah outcomenya atau jumlah masyarakat yang dapat dijangkau,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut mendorong Perpusnas berfokus pada program digitalisasi.

“Dengan adanya Covid-19 ini, masyarakat Indonesia sudah semakin terbiasa untuk menggunakan teknologi. Ini harus dimanfaatkan Perpusnas untuk meningkatkan engagement di aplikasi iPusnas,” papar politisi asal Kalimantan Timur (Kaltim) ini.

Hetifah menjelaskan pendekatan berbasis teknologi dapat menghemat anggaran cukup signifikan.

“Untuk diklat-diklat pustakawan misalnya, dibandingkan dilakukan dengan fisik, akan jauh lebih hemat jika materinya disediakan secara daring. Juga program-program lain seperti pembudayaan gemar membaca. Perpusnas harus kreatif dan banyak berinovasi, agar fungsinya dapat tetap berjalan dengan baik.” pungkasnya.