Impor Melonjak 219 Persen, Sayuran Asal China Banjiri Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor komoditas sayuran asal China membanjiri Indonesia selama bulan lalu. Nilainya mencapai USD75,37 juta, melonjak 219,31% atau tiga kali lipat dibandingkan Maret 2020 yang hanya USD23,60 juta.

“Jadi Sayuran di sini itu maksudnya yang paling banyak adalah bawang putih asal China,” papar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Jumat (15/5/2020).

Selanjutnya, kata Suhariyanto, impor perangkat optik, fotografi, sinematografi, dan medis dari China juga meningkat 92,49%, dari USD38,80 juta di Maret 2020 menjadi USD74,69 juta di April 2020.

Suhariyanto mengatakan, impor dari China naik sebesar USD762,3 juta. China dalam hal ini menjadi kontributor kenaikan impor nonmigas berdasarkan negara pada April 2020, dibandingkan dengan negara lain.

“Kenaikan impor dari China ini menunjukkan recovery dari negara itu sudah berjalan cukup bagus,” katanya.

Suhariyanto menambahkan, selain China, impor dari Kanada juga mengalami kenaikan pada April sebesar USD84,1 juta, Brasil naik USD80,6 juta dan Amerika Serikat tumbuh USD28, 8 juta secara bulanan.

Sementara impor dari Malaysia, Hong Kong, dan Swiss mengalami penurunan masing-masing USD 155,3 juta, USD 135,1 juta, dan USD 120,4 juta. Secara kumulatif sejak Januari-April 2020, impor mencapai USD 51,71 miliar, turun 7,78% (yoy).

“Sementara total impor dari ASEAN mencapai USD9,19 miliar, sedangkan dari Uni Eropa mencapai USD8,22 miliar,” imbuhnya.

BPS mencatat impor nonmigas mengalami penurunan tipis, yakni sebesar 0,53% (mtm). Pada Maret 2020, impor nonmigas tercatat sebesar USD11,75 miliar, dan turun menjadi USD11,68 miliar pada April lalu.

Sedangkan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan tipis sebesar 11,24%. Pada April 2019, angka impor nonmigas mencapai USD13,16 miliar dan turun menjadi USD11,68 miliar April tahun ini. {sindonews}