News  

200 Organisasi di 33 Negara Ikut Kampanyekan Hari Media Al Quds Sedunia

Lebih dari 200 organisasi dari 33 negara berpartisipasi dalam kampanye “Hari Media Al Quds Sedunia” untuk memperingati 53 tahun pendudukan Israel atas Palestina (Hari Naksah) pada Ahad (7/6).

Dalam sebuah pernyataan tertulis dikatakan, Hari Media Al Quds Sedunia merupakan kampanye yang mengajak masyarakat dunia khususnya umat Muslim untuk membagikan seluas-luasnya postingan dan materi tentang Al Quds.

Juga dengan Masjid Al Aqsa dan isu-isu Palestina baik melalui media pemberitaan, siaran radio ataupun berbagai macam media sosial.

Kampanye juga berusaha mengingatkan umat Islam di seluruh dunia tentang perlunya dukungan finansial dan moral untuk pembebasan Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.

Selain itu juga diadakan kajian Akbar online yang diisi oleh Bachtiar Natsir, Pimpinan Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center, Peggy Melati Sukma dari Khadijatee Foundation Indonesia, Ronny Setiawan dari Alquds Amaanati Indonesia dan Asrida Juliana dari Yayasan Kita Semua Maryam.

Acara diawali dengan Tilawah Surat Al Isra untuk Al Aqsha oleh Syaikh Muhammad Al Ghoul Hafizh, ulama muda Palestina.

Kampanye ini sendiri resmi diluncurkan pada Jumat (5/6) melalu konferensi online yang digelar oleh Alquds Amanati.

“Meskipun negara-negara yang menghadiri konferensi ini memiliki agenda yang berbeda, masalah yang berbeda, Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa adalah agenda dan masalah kita bersama,” kata Hasan Turan, Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Turki-Palestina.

Turan mengatakan, apa yang disebut “kesepakatan abad ini” milik AS berusaha untuk sepenuhnya menghilangkan Palestina, tetapi “diam tentang pendudukan Palestina dan membiarkan orang-orang Palestina sendirian dalam perjuangan, ini tidak mungkin.”

Dikutip dari Anadolu Agency, Sheikh Ekrima Sabri, Mantan Mufti Agung Yerusalem, mengatakan, situasi saat ini membuktikan bahwa Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa membutuhkan tindakan lebih dari kata-kata.

Dia mengatakan organisasi di Yerusalem membutuhkan dukungan, terutama dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.

“Lebih banyak tekanan harus diberikan pada pasukan pendudukan Israel, dan kami membutuhkan lebih banyak protes terhadap serangan Israel terhadap Al-Aqsa,” katanya. {minanews}