Fadli Zon Persilakan Arief Poyuono Bila Ingin Kembali ke PDIP

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mempersilakan koleganya di partai berlambang burung garuda, Arief Poyuono hengkang ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Arief yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Gerindra, menurut Fadli, kerap melakukan kekeliruan.

“Jadi itu terserah bersangkutan, harus ada pertanggungjawaban. Dan (Arief) beberapa kali memang membuat blunder,” ujar Fadli di Gedung DPR, Jakarta.

Fadli mengatakan, keinginan Arief kembali ke partai lamanya, yakni PDIP bukan hasil keputusan partai, melainkan pernyataan pribadi Arief atas situasi yang dihadapinya saat ini.

Sebelumnya, beredar surat permintaan Arief yang ditujukan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan seluruh kader PDIP. Dalam surat bermeterai itu, Arief minta maaf karena menyamakan PDIP dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kata Fadli, sampai saat ini internal Gerindra belum memanggil Arief untuk mengklarifikasi pernyataanya yang menyamakan PDIP dengan PKI.

Dikatakan Fadli, kepergian Arief dari Gerindra tidak akan menimbulkan masalah, meski Arief diketahui memiliki banyak pendukung dari kalangan buruh.

Justru, katanya, kepergian Arief akan mengurangi beban bagi Gerindra.

“Kami itu banyak tokoh-tokoh dan bermacam latar bekakang. Jadi tidak hilang stok,” ujarnya.

Selain itu, Fadli mengatakan, tetap menghormati PDIP. Gerindra, katanya, tidak pernah memiliki niat untuk menjatuhkan PDIP.

“Soal pernyataannya (PDIP sama dengan PKI) itu dari pribadi dia (Arief). Kami menyesalkan pernyataan itu karena sudah crossing the line dan kami tidak mau menjatuhkan (PDIP) walaupun itu kompetitor,” ujar Fadli.

Arief menyatakan memiliki kedekatan dengan PDIP. Ia mengaku, ayahnya adalah seorang kader PNI yang dipimpin Soekarno.

Arief mengaku tidak sengaja melontarkan pernyataan yang menyamakan PDIP dengan PKI. Ia secara terbuka meminta maaf atas pernyataanya tersebut.

Bahkan, ia menawarkan diri bergabung ke PDIP sebagai langkah agar pernyataanya dimaafkan.

“Apa kurang saya disuruh kembali ke PDIP. Apa saya harus kembali lagi ke PDIP,” kata Arief.