News  

Duh! Virus Flu Babi Baru G4 Sudah Menginfeksi 4,4 Persen Populasi China

Sebuah galur (strain) virus baru telah diidentifikasi oleh sejumlah ilmuwan di China. Galur baru itu disebut berpotensi menjadi pandemi.

Virus itu bernama G4 EA H1N1 (disingkat G4), bisa tumbuh dan berkembang pada sel-sel di dalam saluran pernapasan manusia. Para ilmuwan juga telah menemukan bukti penularan pada manusia yang bekerja pada industri peternakan babi di China.

Penelitian tersebut dilakukan oleh para ilmuwan gabungan dari beberapa universitas di China, serta Chinese Center for Disease Control and Prevention (China CDC). Mengutip Science Alert, Selasa (30/6/2020), studi ini telah dipublikasikan pada jurnal sains PNAS.

Awal penelitian sudah dimulai sejak 2011. Selama delapan tahun yakni 2011-2018, para peneliti mengambil 30.000 sampel swab hidung dari tempat penjagalan babi yang tersebar di 10 provinsi di China.

Dari pengambilan sampel tersebut, mereka mendapatkan 179 jenis flu babi. Mayoritas jenis virus tersebut menyebar di peternakan babi sejak 2016.

Para ilmuwan kemudian melakukan eksperimen terhadap musang. Hewan ini kerap digunakan dalam eksperimen virus flu karena menimbulkan gejala yang hampir mirip dengan manusia. Terutama demam, batuk, dan bersin.

Dari eksperimen tersebut, diketahui tingkat infeksi virus G4 sangatlah tinggi. Virus tersebut bereplika dalam sel-sel tubuh manusia dan menimbulkan gejala yang lebih serius dibandingkan jenis virus flu lainnya.

Tes antibodi juga membuktikan bahwa tidak ada imunitas yang terbentuk dari virus flu biasa (musiman) untuk dapat melawan G4.

Populasi yang terinfeksi

Saat para peneliti melakukan tes antibodi terhadap populasi yang memiliki kontak dekat dengan virus tersebut, hasilnya mencengangkan. Sebanyak 10,4 persen pekerja di penjagalan dan peternakan babi disebut telah terinfeksi.

Tes yang sama juga memprediksi sekitar 4,4 persen populasi China secara keseluruhan telah terinfeksi G4.

Sejauh ini, belum ada bukti virus G4 bisa menular antarmanusia. Selama ini manusia terinfeksi G4 melalui kontak langsung dengan hewan ternak. Inilah yang menjadi ketakutan utama para peneliti.

“Jika virus G4 terus bermutasi hingga bisa menular antarmanusia, hal itu akan meningkatkan risiko pandemi,” tutur ilmuwan.

Oleh karena itu, mereka mengingatkan berbagai pihak untuk memonitor para pekerja peternakan terutama babi.

“Ini adalah pengingat bahwa kita selalu berisiko tinggi terhadap penyakit zoonosis, terutama yang berasal dari peternakan,” tutur James Wood, Kepala Departemen Pengobatan Hewan di Cambridge University. {kompas}