News  

Oxford Beri Pemerintah Indonesia Nilai D Untuk Penanganan Virus Corona

Universitas tua di Inggris yang terkenal karena reputasinya yaitu Oxford University mencoba mengukur sejauh mana ketanggapan pemerintah di berbagai negara dalam mengatasi krisis corona.

Oxford membuat index yang memuat angka 0 sampai 100. Semakin tinggi angkanya maka kian baik kinerja penanganan pemerintah.

Bagaimana kinerja pemerintah Indonesia secara umum dalam penanganan krisis corona? Oxford memberikan nilai index 43,91 bagi Indonesia. Nilai dibawah 50 ini berarti masih kurang atau setara nilai D.

Artinya, universitas Oxford resmi memberikan pemerintah Indonesia nilai D untuk penanganan virus corona  di dalam negeri.

Nilai 43,91 ini menempatkan Indonesia pada yang terendah di antara negara Asean 6, bahkan nilai Indonesia kalah jauh dari Kamboja.

Penting diketahui, dengan tambahan 1.525, kasus positif virus corona di Indonesia melewati angka 100.000, atau tepatnya mencapai 100.303 kasus pada 27 Juli 2020.

Penambahan itu sekaligus membuat Indonesia menduduki peringkat ke 24 di antara 215 negara dan peringkat 9 di kawasan Asia.

Sementara itu, kasus kematian di Indonesia juga bertambah sebanyak 57. Dengan demikian total kasus kematian akibat Covid-19 adalah 4.838. Jumlah itu membuat Indonesia menduduki posisi ke 5 di kawasan Asia.

memberi penilaian D untuk cara penanganan Covid-19. Sementara itu, kasus kematian di Indonesia juga bertambah sebanyak 57. Dengan demikian total kasus kematian akibat Covid-19 adalah 4.838. Jumlah itu membuat Indonesia menduduki posisi ke 5 di kawasan Asia.

Akibat hal tersebut, para ahli epidemiolog menyebut bahwa kasus Covid-19 di Indonesia belum mencapai puncaknya.

Pakar Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan, laporan kasus harian belum mengalami penurunan signifikan.

Melihat hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar masyarakat mengingat adanya gelombang kedua Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, dari Istana Bogor, Selasa (28/07/20).

Jokowi menyebutkan, ekonomi dunia saat ini tengah dilanda ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang melanda lebih dari 200 negara.  Oleh sebab itu penanganan virus corona harus lebih giat dilakukan semua pihak. {grid}