News  

PMII Se-Sulsel Gelar Aksi Unjuk Rasa, Kapolda Baru Tolak Bertemu

Pengurus Kordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sulawesi Selatan (PKC PMII Sulsel) gelar aksi unjuk rasa di Jalan Perintis Kemerdekaan tepatnya depan Markas Polda Sulawesi Selatan kamis (1/10/2020).

Unjuk rasa tersebut mengenang setahun meninggalnya salah satu kader PMII (Sahabat Randi dan Yusuf) pada aksi unjuk rasa menolak RUU KPK di kota Kendari Sulawesi Tenggara akibat tindakan represif aparat kepolisian Polda Sulawesi Tenggara bekas daerah pimpinan Irjen Pol Merdisyam, Kapolda Sulsel saat ini.

Ammar selaku Jenderal Lapangan mengatakan bahwa selaku kader PMII akan tetap senantiasa mengaungkan dan menuntut keadilan hingga kasus ini terselesaikan sesegera mungkin.

“Kami kader PMII akan senantiasa menuntut keadilan untuk sahabat kami yang gugur setahun lalu saat aksi unjuk rasa menolak RUU KPK, kami meminta agar Kapolda Irjen Merdisyam menepati janjinya saat membuat pernyataan di media ,dan jangan sampai membawa catatan buruknya ke Sulsel ini”, tegas Ammar.

Aksi tersebut awalnya berlangsung cukup damai namun saat hendak akan menuju sesi audiensi, Irjen Pol Merdisyam menolak bertemu massa aksi dengan dalih mencegah penularan covid-19.

“Ini jelas membuat kami kader PMII kecewa dengan perlakuan Kapolda Sulsel, seolah seperti enggan mempertanggung jawabkan kejadian gugurnya sahabat kami di kota Kendari saat dibawah kepemimpinannya, jangan buat demokrasi cacat diTanah Sulsel. Ada apa?” Tanya Ammar.

Perlu diketahui, sebanyak sembilan cabang se-Sulsel yang turut bergabung dalam aksi ini yang diantaranya PC. Makassar, PC. Pare-Pare, PC. Barru, PC. Pinrang, PC. Pangkep, PC. Sinjai, PC. Bulukumba, PC. Gowa, dan PC. Takalar dibawah komando Ahmad Sirajul Munir selaku ketua PKC PMII Sulsel.

“Dikarenakan Kapolda Sulsel (Irjen Pol Merdisyam) menolak menemui kami dengan alasan COVID-19 maka jelas ini menjadi pertanyaan besar untuk kader PMII, padahal aksi-aksi sebelumnya tidak ada penolakan. Maka kami akan kembali mengkonsolidasikan ini untuk meminta Irjen Pol Merdisyam dicopot karena jangan sampai budaya kepimpinannya di Sultra dibawa ke Sulsel dan mencederai demokrasi kita di Sulsel, sampai ketemu di Polri,” pungkasnya.