News  

Banjir Bandang Terjang Ribuan Rumah di Pameungpeuk Garut, Listrik Mati dan Sulit Air Bersih

Warga korban banjir bandang di Kecamatan Pameungpeuk, Cibalong, dan Cikelet membutuhkan pasokan air bersih. Selain untuk minum, warga juga butuh air untuk membersihkan rumah.

Kepala Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Iwan Darmawan menyebut air bersih jadi yang paling dibutuhkan oleh warga. Pasalnya warga ingin segera membersihkan rumah yang terendam lumpur.

Di desanya, diperkirakan ada 1000 lebih rumah yang diterjang banjir bandang. Kampung Asisor, Sukapura, Sukagalih dan Luewi Simar jadi daerah yang terdampak banjir.

“Leuwi Simar itu paling parah karena berada di bantaran sungai. Banjirnya hampir menutup rumah,” ujar Iwan ditemui di Kampung Sukapura, Senin (12/10).

Rumah-rumah warga itu mulai terendam banjir sejak pukul 04.00. Pihaknya berharap bantuan air bersih segera datang agar warga bisa membersihkan rumah.

“Kami juga berharap listrik bisa segera hidup lagi. Soalnya jaringan komunikasi agak terganggu karena listrik mati,” katanya.

Iwan memperkirakan, kerugian akibat banjir bandang di desanya ditaksir sekitar Rp 200 juta. Sejumlah barang berharga milik warga seperti barang elektronik hingga hewan ternak banyak yang hanyut terbawa banjir.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Sebagian warga sudah diungsikan,” ucapnya.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan menuturkan di Pameungpeuk terdapat empat kampung yang terendam banjir. Sedangkan di Cibalong, ada 110 rumah yang terendam.

“Di Cikelet ada satu kampung yang kebanjiran. Tim dari BPBD, Damkar, dan Dinsos sudah ke Pameungpeuk untuk melakukan penanggulangan,” ucap Tubagus di Kantor BPBD Garut.

Menurut Tubagus, banjir bandang berasal dari meluapnya Sungai Cipalebuh da Cikaso di Pameungpeuk, Sungai Cibera di Cibalong, dan Sungai Cipasarangan di Cikelet.

Hujan deras melanda wilayah selatan sejak pukul 22.00. Ratusan warga kini sudah diungsikan ke lokasi yang lebih aman, seperti Kantor Kecamatan Pameungpeuk.

Badai La Nina disebut Tubagus jadi penyebab tingginya intensitas hujan di wilayah selatan Garut. Akibatnya terjadi banjir bandang yang menimpa tiga kecamatan. Rusaknya kawasan hutan membuat resapan air berkurang dan meluap ke sungai.

“Siang ini (kemarin), banjir sudah mulai surut. Tinggal menyisakan lumpur di pemukiman warga,” ujarnya.

Akibat banjir bandang, empat desa di Pameungpeuk terendam. Yakni Kampung Punaga Desa Mandalakasih, Kampung/Desa Bojong, Kampung Sukapura Desa Mandalakasih, dan Kampung/Desa Mancagahar.

Di Pameungpeuk, dua jembatan yakni Leuwinanggung dan Kasakambangan sempat terendam banjir yang berasal dari Sungai Cipalebuh dan Cikaso.

Sementara di Cibalong, terdapat 110 rumah yang terendam. Berada di Desa Karyasari, Sagara, dan Mekarwangi. Sebuah jembatan rawayan yang berada di atas Sungai Cibera rusak.

“Di Cikelet ada empat kampung yang terendam yang berasal dari luapan Sungai Cipasarangan. Yakni Kampung Ciwaru, Kampung Cikelet Kulon, Kampung Cimangke, dan Kampung Banjarsari. Untuk jumlah pastinya masih kami lakukan pendataan,” ucapnya.

Pihaknya masih melakukan pendataan jumlah total warga yang terdampak akibat banjir. Hingga kini belum ada laporan terkait korban jiwa akibat banjir bandang. {tribun}