Chat di WAG Jadi Bukti Penangkapan, Taufik Rendusara: Koslet Saraf Otaknya Penguasa

Penangkapan sejumlah aktivis terkait demo penolakan Undang-undang Cipta Kerja dilakukan Polri.

Alasan menyebar informasi palsu (hoaks) dan upaya penghasutan disangkakan oleh aparat kepolisian. Bahkan isi percakapan di grup WhatsApp (WAG) dijadikan bukti.

Terkait hal itu, Politikus Partai Demokrat, Taufik Rendusara mempertanyakan keabsahan bukti screenshot WAG yang membuat beberapa aktivis kini mendekam di jeruji.

“Kalau benar aktivis ditangkap karena screenshot hasil diskusi ngechat dalam WAG. Udah koslet berarti saraf otaknya penguasa,” ungkapnya di akun Twitter miliknya, Sabtu (17/10/2020).

Pendukung Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta kepolisian ikut menangkap beberapa oknum yang sering menjelek-jelekkan Anies Baswedan di Grup WA.

“Ada nih oknum di WAG yang kalau bahas Jakarta ngechat isinya mau lengserin gubernur gue pakai cara anarkis dan SARA, bisa ditangkap juga gak pak bareskrim? cc @DivHumas_Polri nanya aja sih gak dijawab juga gak apa2,” tulis pemilik akun @Toperendusara1 itu.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono memastikan penangkapan dan penahanan terhadap para pegiat Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) berdasarkan bukti permulaan berupa tangkapan layar percakapan grup aplikasi perpesanan WhatsApp, proposal, hingga bukti unggahan di media sosial.

Menurut Awi, salah satu bukti yang paling mencolok adalah isi percakapan grup WA KAMI yang diduga ada upaya penghasutan.

”Kalau rekan-rekan membaca WA-nya, ngeri. Pantas kalau di lapangan terjadi anarkis, itu mereka masyarakat yang tidak paham betul, gampang tersulut,” ujar Awi di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Dari 8 pegiat KAMI yang ditangkap di Jakarta serta Medan, tidak semuanya tergabung dalam satu grup WhatsApp. “Enggak, bukan tergabung (dalam satu grup). Semua akan di-profiling. Kasus per kasusnya di-profiling,” kata Awi. {fajar}