Viral video di media sosial TikTok, seorang pria terkena dislokasi sendi rahang karena menguap terlalu lebar. Diketahui, pengunggah video di Tiktok, @dr.helmiyadi_spot, merupakan dokter spesialis ortopedi yang menangani pria itu sendiri.
Dokter spesialis ortopedi, dr. Helmiyadi Kuswardhana, M.Kes, SpOT, FICS. menjelaskan penyebab pasiennya itu terkena dislokasi sendi rahang.
“Dislokasi pada rahang bisa terjadi karena kelamahan otot, ligament dan kapsul di daerah TMJ (temporo-mandibular joint),” ucapnya dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews, Selasa (1/12/2020).
“Pada pasien kemarin, karena pasien menguap terlalu lebar,” tambahnya.
Menurut ceritanya, pasien dengan dislokasi sendi rahang ini datang ke UGD RSUD Haji Makassar sekitar pukul 11.00 WITA, Minggu (29/11/2020).
Pada videonya ini, ia menangani dislokasi ini dengan cara mengembalikan posisi sendi rahang pasien itu.
“Setelah dikembalikan posisinya, dipertahankan dengan menggunakan perban kepala selama tiga hari,” ucap Helmi.
Dokter spesialis ortopedi ini membeberkan berbagai penyebab lain dari dislokasi sendi rahang.
“Bisa karena riwayat trauma, seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, ditinju, riwayat dislokasi sebelumnya.”
“Lalu, over aktivitas seperti menguap terlalu lebar, tertawa terlalu ngakak, menggigit makanan yang ukuran lebih besar dari mulut, menggigit makanan yang keras, dan muntah hebat.”
“Dan, penyakit bawaan seperti epilepsi,” ujarnya.
Ia menguraikan gejala yang dapat dirasakan ketika terkena dislokasi rahang ini.
“Mendadak tidak bisa menutup mulut, tidak bisa bicara, dan nyeri,” sebutnya.
Menurut keterangannya, pengidap dislokasi rahang ini biasanya terjadi pada usia tua. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada seseorang usia muda.
“Seharusnya pada usia tua, tapi karena kebiasaan anak muda sekarang yg terlalu over. Misalnya, suka ketawa ngakak apalagi kalau lagi kumpul bareng teman-teman, sehingga bisa dislokasi,” jelasnya.
Ia mengimbau, jika terjadi dislokasi ini agar sesegera mungkin dilarikan ke rumah sakit. “Jika terjadi seperti itu, segeralah ke UGD,” imbaunya.
Karena jika lama dibiarkan, akan terjadi pembengkakan dan harus menjalani ruang operasi.
“Lebih cepat lebih baik, karena kalau kelamaan ototnya bisa bengkak. Dan, harus dikerjakan di kamar operasi untuk dibius dan diberi obat relaksasi,” jelas Helmi.
“Kalau tambah lama menjadi kronik, bahkan harus dioperasi untuk mengembalikannya,” tambahnya.
Sesuai pendapat spesialis ortopedi ini, ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan pasien setelah posisi rahang sudah kembali.
“Makan, minum, dan bicara mulut jangan terbuka terlalu lebar untuk mencegah kembali dislokasi,” ucap Helmi.
Dokter yang juga memiliki bisnis kuliner ini, memberikan beberapa langkah preventif untuk mencegah terjadi dislokasi sendi rahang ini.
“Hindari benturan di daerah rahang, dengan memakai pengaman seperti helm saat berkendara atau berolahraga.”
“Saat makan, hindari makan yg terlalu keras dan makanan berukuran besar harus dipotong-potong kecil.”
“Hindari menguap terlalu lebar dan ketawa terlalu ngakak.”
“Jika ada penyakit bawaan seperti epilepsi, harus segera berobat,” ujarnya. {tribun}