News  

Miris! Tak Ada Jembatan, Warga Gresik Terpaksa Hanyutkan Jenazah Seberangi Sungai

Warga Gorekan Lor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur saat menyeberangkan keranda jenazah menggunakan ban bekas di anak Kali Lamong.

Video yang menunjukkan keranda berisi jenazah sedang ‘dihanyutkan’ agar bisa menyeberangi Kali Lamong viral di media sosial (medsos). Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi di Dusun Gorekan Lor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik, Kamis (3/12/2020).

Warga menaikkan keranda jenazah ke sebuah ban bekas agar bisa mengapung, kemudian diarak ramai-ramai agar bisa menyeberangi anak sungai Kali Lamong yang saat itu arusnya sedang deras.

Warga terpaksa ‘menghanyutkan’ jenazah Nenek Kasti (71), warga RT 6 RW 12, karena di dusun tersebut belum ada jembatan. Sedangkan lokasi pemakaman ada di dusun yang letaknya di seberang anak Kali Lamong

Peristiwa ini bukan kali pertama. Sebelumnya pada tahun 2019, jenazah Sayu, warga Gorekan Lor Desa Cermen Lerek Kecamatan Kedamean, juga terpaksa diseberangkan warga menggunakan ban bekas.

Suwono, keponakan almarhum Kasti membenarkan, bahwa jenazah neneknya harus diseberangkan menggunakan ban bekas untuk menuju lokasi pemakaman. Pasalnya, arus anak Kali Lamong saat itu sedang deras.

“Ya terpaksa harus dihanyutkan untuk menyeberang anak Kali Lamong Mas, karena tak ada jembatan. Kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun,” ungkapnya.
_
Suwono mengungkapkan, bahwa neneknya meninggal pada hari Rabu (2/12/2020) sekitar pukul 20.30 WIB.

Lantaran sudah malam dan pemakaman harus menyeberangi anak Kali Lamong, maka pemakaman diputuskan esok hari. “Sehingga, Kamis (3/12/2020), sekitar pukul 09.30 WIB jenazah almarhumah Nenek Kasti baru dimakamkan,” bebernya.

Sementara Anggota Fraksi Nasdem DPRD Gresik, Nurhudi Didin Arianto, sangat menyayangkan pemerintah tak kunjung mewujudkan jembatan untuk warga Gorekan Lor.

“Pemerintah selama ini kurang serius dalam menangani masalah banjir Kali Lamong, sehingga warga sekitar Kali Lamong setiap tahunnya bisa 3 sampai 4 kali kebanjiran,” katanya kepada awak media.

Menurut Nurhudi, peristiwa pemakaman jenazah warga Dusun Gorekan Lor adalah potret lemahnya pemerintah dalam menangani banjir Kali Lamong yang menjadi langganan tiap musim hujan tiba.

“Banjir luapan Kali Lamong yang telah terjadi berpuluh-puluh tahun sampai sekarang belum ada penanganan konkret. Akibatnya, setiap Kali Lamong meluap, kerugian yang diderita warga sangat besar. Mulai pertanian gagal panen, rumah, korban nyawa, dan harta benda, termasuk fasilitas pemerintah,” ujarnya. {cakrawala}