Kiprah Indonesia di Sejarah Olimpiade: Bulutangkis Jadi Ladang Emas

Musim Panas Helsinki 1952 di Finlandia menjadi saksi saat Indonesia untuk kali pertama menunjukkan taring kepada dunia dalam bidang olahraga di ajang Olimpiade. Sejak saat itu, Indonesia selalu rutin mengirimkan wakil pada kasta tertinggi pesta olahraga tersebut.

Tercatat baru dua kali Indonesia absen dari Olimpiade. Pertama terjadi pada Olimpiade Tokyo 1964 karena Indonesia kena skors yang disebabkan oleh terbentuknya The Games of the New Emerging Forces (GANEFO), pesta olahraga tandingan Olimpiade yang dinisiasi Presiden Indonesia kala itu, Soekarno.

Serta pada Olimpiade Moskow 1980 karena Indonesia ikut berpartisipasi dalam pemboikotan yang merupakan protes atas kejadian invasi Uni Soviet terhadap Afghanistan pada 1979.

Selama 58 tahun terakhir, Indonesia telah berhasil mengumpulkan total 32 medali, yang terdiri dari 7 medali emas, 13 perak, dan 12 perunggu.

Bulutangkis menjadi ladang prestasi Indonesia, karena merupakan cabor satu-satunya yang meraih medali emas dan penyumbang medali terbanyak untuk Tanah Air. Bulutangkis mengumpulkan 7 medali emas, 13 perak, dan 12 perunggu.

Legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti dan Alan Budikusuma, merupakan putri dan putra bangsa pertama yang meraih emas Olimpiade dan mampu mengumandangkan lagu “Indonesia Raya” di hadapan dunia pada Olimpiade Barcelona 1992.

Momen istimewa ini dijadikan film layar lebar dengan judul Susi Susanti Love All yang dirilis pada 2019 dan diperankan oleh Laura Basuki dan Dion Wiyoko.

Cabor lainnya yang menyumbang medali untuk Indonesia adalah angkat besi dengan 12 medali, yakni 6 medali perak dan 6 perunggu. Lalu cabang panahan dengan 1 medali yang menjadi pembuka pintu untuk Indonesia naik podium di Olimpiade.

Tim beregu putri panahan berhasil mempersembahkan medali perak untuk Indonesia pada gelaran Olimpiade Seoul 1988. Atlet yang mencetak sejarah besar ini adalah Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, yang merupakan anak didik dari Robin Hood Indonesia, Donald Pandiangan.

Seperti Susy dan Alan, momen brilian ini diangkat menjadi sebuah film bertajuk 3 Srikandi yang diperankan oleh Reza Rahadian, Tara Basro, Chelsea Islan, dan Bunga Citra Lestari, dan dirilis pada 2016.

Catatan lengkap prestasi Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade.

1988, Olimpiade Seoul: Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani (Perak, Tim Beregu Putri Panahan).

1992, Olimpiade Barcelona: Susy Susanti (Emas, Tunggal Putri Bulutangkis), Alan Budikusuma (Emas, Tunggal Putra Bulutangkis), Ardy B. Wiranata (Perak, Tunggal Putra Bulutangkis), Eddy Hartono/Rudy Gunawan (Perak, Tunggal Putra Bulutangkis), Hermawan Susanto (Perunggu, Tunggal Putra Bulutangkis).

1996, Olimpiade Atlanta: Rexy Mainaky/Ricky Subagja (Emas, Ganda Putra Bulutangkis), Mia Audina (Perak, Tunggal Putri Bulutangkis), Susy Susanti (Perunggu, Tunggal Putri Bulutangkis), Denny Kantono/Antonius Iriantho (Perunggu, Tunggal Putri Bulutangkis).

2000, Olimpiade Sydney: Tony Gunawan/Chandra Wijaya (Emas, Ganda Putra Bulutangkis), Tri Kusharjanto/Minarti Timur (Perak, Ganda Campuran Bulutangkis), Hendrawan (Perak, Ganda Putra Bulutangkis), Raema Lisa Rumbewas (Perak, Angkat Besi Putri), Sri Indriyani dan Winarni (Perunggu, Angkat Besi Putri).

2004, Olimpiade Athena: Taufik Hidayat (Emas, Tunggal Putra Bulutangkis), Raema Lisa Rumbewas (Perak, Angkat Besi Putri), Sony Dwi Kuncoro (Perunggu, Tunggal Putra Bulutangkis), Flandy Limpele/Eng Hian (Perunggu, Ganda Putra Bulutangkis).

2006, Olimpiade Beijing: Markis Kido/Hendra Setiawan (Emas, Ganda Putra Bulutangkis), Nova Widianto/Liliyana Natsir (Perak, Ganda Campuran Bulutangkis), Maria Kristin (Perunggu, Tunggal Putri Bulutangkis), Triyatno dan Eko Yuli Irawan (Perunggu, Angkat Besi Putra),

dan kasus spesial untuk Raema Lisa Rumbewas yang menjadi peraih medali usai kasus Nastassia Novikava, atlet Belarus yang terbukti menggunakan doping di tahun 2017 (Perunggu, Angkat Besi Putri)

2012, Olimpiade London: Triyatno (Perak, Angkat Besi Putra), Eko Yuli Irawan (Perunggu, Angkat Besi Putra), dan kasus spesial untuk Citra Febrianti yang dinyatakan berhak mendapat medali setelah peraih perak (Wsu Shu Ching/Taiwan) dan perunggu (Christina Lovu/Moldova) sebelumnya terbukti mengonsumsi doping (Perak, Angkat Besi Putri)

2016, Olimpiad Rio de Janeiro: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Emas, Ganda Campuran Bulutangkis), Eko Yuli Irawan (Perak, Angkat Besi Putra), dan terakhir Sri Wahyuni Agustiani (Perak, Angkat Besi Putra). {indosport}