News  

Soal Banjir Jakarta, Anies Baswedan: Sungai Antar Provinsi Tanggung Jawab Pemerintah Pusat

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku terus mengusahakan untuk mengatasi persoalan banjir di Ibu Kota.

Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan mengatakan untuk mengatasi persoalan banjir di Jakarta tidak hanya bisa ditangani oleh pemerintah provinsi saja.

Melainkan menurutnya, harus berkolaborasi dengan beberapa daerah penyangga, termasuk juga dengan pemerintah pusat. Hal itu disampaikan dalam acara Kabar Petang, Minggu (21/2/2021).

Anies lantas mengatakan bahwa dalam hal ini, pemerintah pusat juga memiliki tanggung jawab untuk mengentaskan persoalan banjir di Jakarta.

Menurutnnya, tanggung jawab dari pemerintah pusat adalah ada pada pengelolaan sungai-sungai lintas provinsi.

Seperti misalnya untuk sungai yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat adalah Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane.

Sedangkan tanggung jawab dari pemerintah provinsi adalah untuk sungai yang hanya lingkup provinsi saja.

“Tentu kolaborasi dengan semua, bahkan kalau sungai-sungai yang antar provinsi adalah tanggung jawab pemerintah pusat,” ujar Anies.

“Jadi kalau ditanya wilayah tanggung jawab, sungai-sungai yang masuk ke dalam Jakarta antar provinsi adalah tanggung jawab pemerintah pusat,” jelasnya.

Maka dari itu, Anies mengatakan bahwa mau tidak mau harus berkolaborasi dengan pemerintah pusat terkait sungai antar provinsi tersebut, termasuk kaitannya dengan program normalisasi.

“Jadi kita yang melakukan pengerukan tapi kita selalu permisi sebelum melakukan pengerukan di sungai-sungai,” ungkap Anies.

“Karena secara peraturan aset itu adalah pengelolaannya di bawah Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBSCC),” imbuhnya.

Sementara itu terkait faktor penyebab banjir, Anies minta untuk tidak melupakan curah hujan yang terjadi.

Karena menurutnya, faktor curah hujan itulah yang sangat menentukan suatu daerah itu banjir atau tidak. “Saya perlu garis bawahi di sini, banjir itu adalah fase kedua, fase pertamanya berapa curah hujan,” kata Anies.

“Jadi kalau di gempa hampir pasti kita menanyakan berapa sekala ricther gempanya, baru kemudian bicara dampaknya pada gedung-gedung yang runtuh,” tambahnya.

Lebih lanjut, Anies mengatakan curah hujan yang terjadi di Jakarta, khususnya yang menyebabkan banjir itu mencapai 225 mm per hari atau termasuk kategori hujan ekstrem.

Dirinya pun menyebut wajar ketika menyebabkan banjir karena sistem drainase yang tidak kuat menampungnya.

“Saya sampaikan bahwa di Jakarta kita memiliki sistem drainase yang bisa mengendalikan air sekitar 50 mm, ada yang bisa sampai 100 mm per hari,” ucapnya.

“Bila curah hujannya di atas 100 mm maka hampir pasti akan terjadi genangan,” pungkasnya.

PSI Minta Anies Tidak Lempar Alasan soal Banjir Jakarta

Di sisi lain, Wakil Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian memberikan kritik kepada Gubernur Anies Baswedan.

Kritik tersebut disampaikan menyusul terjadinya banjir yang melanda sebagian wilayah Ibu Kota sejak Jumat (19/2/2021).

Dilansir TribunWow.com dalam Kompas Petang, Minggu (21/2/2021), Justin meminta Anies untuk tidak melempar alasan terkait penyebab banjir tersebut.

Seperti yang dikabarkan sebelumnya Anies mengatakan bahwa penyebab banjir DKI kali ini akibat kiriman dari dari hulu atau daerah lain yang lebih tinggi, seperti Depok dan Bogor.

Sedangkan menurut Justin, status pintu air di Katulampa dan di Depok masih terkendali. “Yang terhormat Bapak Gubernur DKI Jakarta untuk kiranya tidak menyalahkan kiriman-kiriman air banjir dari tempat lain,” ujar Justin.

“Karena berdasarkan data yang kami terima bahwa status pintu air di Katulampa dan di Depok statusnya masih siaga empat,” ungkapnya.

Menurutnya, banjir di Jakarta kali ini memang disebabkan kondisi Ibu Kota itu sendiri. Dirinya menyebut drainase dan daya resap air di DKI sangat minim sehingga tidak bisa mengentaskan banjir.

Menurutnya itu juga yang membuat genangan banjir tindak kunjung surut. “Sehingga dapat disimpulkan bahwa banjir yang terjadi di Jakarta sepenuhnya disebabkan oleh daya resap DKI Jakarta yang sangat minim,” kata dia.

Justin lantas menyebut bahwa Anies tidak memberikan banyak pengaruh dalam menanggulangi persoalan di Jakarta, khsusunya soal banjir yang menjadi masalah tahunan.

“Oleh karena ini juga saya ingin mengingatkan kembali kepada Bapak Gubernur bahwa sudah memimpin selama 3,5 tahun,” ucapnya.

“Akan tetapi masih banyak PR-PR yang belum diselesaikan. Permasalahan utama dari DKI Jakarta salah satunya banjir ini sepertinya masih banyak sekali yang harus dikerjakan,” pungkasnya. {TRIBUN}