Bek Schalke 04, Shkodran Mustafi: Islam Bantu Saya Jadi Individu Yang Lebih Baik

Shkodran Mustafi menceritakan pengalamannya berstatus sebagai pesepakbola beragama Islam di Eropa. Mustafi mengaku bahwa memeluk agama Islam telah banyak membantunya dalam menjalankan peran sebagai pesepakbola profesional ataupun individu.

Sebagaimana diketahui, Mustafi memang menjadi salah satu pesepakbola Muslim yang kini tersebar di Eropa. Bahkan dalam perjalanan kariernya, Mustafi bisa dibilang cukup sukses dengan sempat membela Everton, Sampdoria, Valencia, Arsenal, dan kini Schalke 04.

Mustafi sendiri yang lahir di Bad Hersfeld, Jerman, tanggal 17 April 1992, Shkodran Mustafi adalah Muslim berdarah Albania-Makedonia. Ia mengenal sepakbola dari sang ayah, Kujtim Mustafi, yang sempat berkarier di lapangan hijau sebagai penjaga gawang sejumlah klub amatir di Jerman.

Selama perjalanan kariernya sebagai pesepakbola Muslim di Eropa, Mustafi memang mendapatkan banyak cobaan. Salah satunya adalah kritikan-kritikan yang selalu mengincar Mustafi setiap beraksi di atas lapangan.

Terlebih, Mustafi sendiri memang dikenal sebagai pemain yang gemar melakukan blunder baik bersama tim nasional (Timnas) Jerman maupun Arsenal.

Bahkan karena hal itu, Mustafi kehilangan kepercayaan tampil di tim utama Arsenal hingga akhirnya terdepak, dan tak pernah lagi dipanggil Timnas Jerman.

Meski begitu, sebagai seorang Muslim, Mustafi merupakan seoraang yang taat dan selalu mengerjakan ajaran agamanya tersebut. Mustafi pun lantas membeberkan alasan dirinya untuk terus memilih Islam sebagai agama yang dipeluknya.

“Saya pulang dan berpikir, itu merupakan sebuah pertanyaan bagus karena saya tidak pernah menanyakan kepada diri saya,” jelas Mustafi, sebagaimana dilaporkan oleh Goal, Selasa (3/2/2021).

“Ini (memeluk agama Islam) adalah sesuatu yang orangtua ajarkan pada Anda tetapi Anda tidak pernah tahu apakah itu bagus atau buruk, mengapa saya tidak minum alkohol, mengapa saya tidak makan daging babi, mengapa saya shalat lima waktu sehari,” sambungnya.

“Saya mulai membaca Al-Quran dan bertanya: ‘Apa pemikiran di balik semua itu?’ dan itu menjadi semakin menarik. Hal itu banyak membantu saya.”

“Bagi saya, agama melepas semua beban. Agama saya mengajarkan untuk bersyukur atas apa yang Anda miliki, kemudian Anda akan mendapatkan lebih banyak,” tuntas pemain yang kini berusia 28 tahun tersebut. {okezone}