Hadapi Pilkada Kalbar pada Juni 2018 nanti, Bupati Ketapang dan tokoh Golkar Martin Rantan berharap masyarakat Ketapang menjaga kedamaian dan kondusivitas. Ia meminta untuk urusan Pilkada, masyarakat tidak bicara tentang perbedaan agama dan perbedaan suku. Para Pegawai Negeri Sipil (PNS) diminta juga bersikap netral.
Demikian Martin Rantan mengungkapkan hal tersebut ketika menghadiri kegiatan Sosialisasi APBD 2018 dan Pengarahan Pra-Musrenbang RAPBD 2019 pada (10/2/2018). Termasuk dalam acara tersebut yaitu penyambutan Bupati Martin Rantan dan Wakil Ketua DPRD Junaidi sebelum acara tersebut dimulai.
Martin Rantan mengatakan agar urusan dukung-mendukung calon diserahkan kepada Partai saja. “Karena para calon ini didukung oleh partai semua, biarlah organ partai saja yang bergerak. Jangan pegawai negeri, kepala desa ikut-ikutan sampai naik ke pentas kampanye dan lain sebagainya,” pesan Bupati. Tidak lupa politisi Golkar ini meminta agar PNS Dan Kades tidak terlibat politik dan tetap menjaga netralitas.
Dalam penegasannya, Martin Rantan mengatakan agar partai yang mengurus dan mengampanyekan calon yang mereka usung pada Pilkada. Dia meminta agar jangan membawa-bawa nama suku dan agama. “Seperti saya, walaupun saya jadi Bupati, tidak semua orang satu suku dengan saya memilih saya. Kalau orang sudah menginginkan saya menang banyak juga orang Delta Pawan, Suka Baru, Sukabangun yang pilih saya. Jadi pada hari ini, saya bupati semua suku, semua agama di Kabupaten Ketapang ini,” tegas Martin Rantan.
Sosok yang juga Ketua DPD Partai Golkar Ketapang ini juga menyebutkan, bahkan dalam ruangan tersebut banyak wajah yang tidak memilih dirinya. “Saya tahu, tapi sudahlah, itu bagian dari masa lalu, tapi masa akan datang kalau saya mimpin bagus, jangan macam itu lagi,” demikian tegasnya. Selain itu, Bupati menyebutkan adanya agenda partai yang dipimpinnya di Marau.
Hal tersebut disampaikannya agar tidak terjadi kesalahpahaman. Martin Rantan menerangkan, bahwa pada sorenya di Marau, dirinya bersama Wakil Ketua DPRD Ketapang Junaidi berganti ‘pakaian’, dengan mengenakan ‘pakaian’ partai politik. Bukan dirinya mengajak orang masuk pada partainya, tetapi, memang di Marau ada agenda penutupan turnamen bolavoli se-Ketapang. Jadi kalau ada masyarakat yang bukan anggota partainya, kalau pun sekadar menonton tidak ada masalah. “Masak sekedar menonton pertandingan olahraga saja tidak boleh?” ungkapnya.
Bupati juga meminta agar jangan sampai mereka berpolitik membabi buta. Karena urusan politik, menurut dia, hanya 2,5 menit saja saat di hadapan kotak suara. “Jangan sampai kita berbeda partai, berbeda politik lalu bertemu saja tidak mau, bahkan sampai tutup pintu. Sementara pimpinan di pusat, malah bersiul-siul tertawa. Malah kita yang jadi korban, sudahi pertikaian politik di daerah,” ucap mantan anggota DPRD Kalbar.
Karena itu, dia berpesan agar melakukan politik dengan santun dan akrab. Kalau soal berbeda pendapat, berbeda pilihan, menurut dia, adalah hak politik masing-masing. “Tetapi kita harus tetap aman dan kondusif. Ini orang dengan di rumah tangga saja yang berbeda partai kelahi gara-gara urusan partai. Bapak marah dengan anak. Anak marah dengan bapak. Anak marah dengan mamaknya. Karena itu, rakyat harus jadi pemilih yang cerdas saja. Jadi siapa yang bagus bisa terpilih. Siapa yang sering berjasa, yang baik bisa terpilih. Jadi bukan pada persoalan pribadi orang. Tapi pada persoalan kinerja yang bersangkutan. Begitu juga pada pemilu legislatif, jadilah pemilih yang cerdas,” ungkapnya.
Kalau Pemilihan Presiden, Bupati menyebut jika dirinya tak perlu kampanye di kaki lima. Karena, menurut dia, sudah terbukti berikan dana desa. “Nyaman ndak bapak kepala desa? Jadi kalau pilih Pak Jokowi itu dak salah ak, kalau saya mau dibilang kampanye sekalipun terserahlah. Tapi kalau gubernur, kampanye bupati, saya tidak berani ngomong kayak begini,” lanjutnya.
“Tapi kalau Presiden, saya sebagai Bupati merasa nyaman berhubungan dengan Beliau,” kata Bupati. Martin mengaku sudah dua atau tiga kali berjabat tangan Presiden. Karena itu, Bupati berharap agar Joko Widodo datang ke Ketapang. Karena, dirinya akan menyampaikan proposal bandara. “Karena pada tahun ini merupakan tahun politik, maka jangan bawa nama suku, dan nama agama. Biarkan orang-orang partai dan tim sukses saja yang mensukseskannya,” ungkapnya. []