Ziarah Ramadhan di Purworejo, AHY Nyekar ke Makam Sarwo Edhie Wibowo

Menjelang Ramadhan, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berziarah di makam kakeknya Sarwo Edhie Wibowo di Purworejo, Jawa Tengah. Di sela kegiatan itu, AHY menyampaikan syukur karena Partai Demokrat makin solid meski diterpa prahara KLB di Deli Serdang.

AHY nyekar di makam Sarwo Edhie Wibowo bersama Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsa, Bendahara Umum Partai Demokrat Renville Antonio, Ketua DPD Partai Demokrat Jateng Rinto Subekti serta sejumlah tokoh politik lainnya.

“Sebetulnya saya sudah berencana sejak lama untuk berziarah ke Eyang Sarwo Edhie Wibowo, eyang kami tercinta dan tentu para leluhur yang dimakamkan di Purworejo ini. Kehadiran kami untuk memberikan doa dan juga tepat rasanya menjelang Bulan Suci Ramadan untuk melakukan ziarah seperti ini,” kata AHY usai nyekar di Kecamatan Purworejo, Minggu (4/4/2021).

“Saya mewakili keluarga besar Yudhoyono yang tidak biisa hadir secara langsung,” sambungnya.

AHY juga menyampaikan prahara yang terjadi di tengah Partai Demokrat merupakan bentuk ancaman bagi demokrasi di Indonesia. Meski begitu, AHY mengaku mengambil hikmah positif dan menyebut partainya kini makin solid.

“Hikmahnya banyak sekali, insyaallah Partai Demokrat semakin solid semakin kompak tapi juga semakin semangat. Prahara yang terjadi kemarin tentu bukan hanya ancaman terhadap kedaulatan, kehormatan dan eksistensi Partai Demokrat, tetapi juga ancaman serius bagi kehidupan berdemokrasi di Indonesia,” tuturnya.

AHY mengaku serius melawan kubu Moeldoko yang menggelar KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara. Dirinya pun bersyukur hasil KLB yang dinilai ilegal tersebut akhirnya ditolak pemerintah.

“Itulah mengapa sejak awal kami juga serius dan penuh dengan keyakinan untuk berjuang melawan ini semua dan Alhamdulillah tanggal 31 Maret kemarin telah disampaikan secara resmi oleh pemerintah

bahwa segala permohonan yang diajukan oleh pihak KLB ilegal di Deli Serdang yang sudah kita ketahui bersama ditolak karena tidak memenuhi berbagai persyaratan,” lanjutnya.

“Kita harus teguhkan kembali lagi pada tatanan yang benar nilai-nilai demokrasi yang sesungguhnya berdasarkan konstitusi, berdasarkan juga moral dan etika politik, itu harapan yang bisa kita bangun bersama,” pungkasnya. {detik}