PKS Dan Partai Ummat Menyambut Kemenangan 2024

Sejak gembar-gembor berdirinya Partai Ummat dan Partai Masyumi Reborn, banyak yang menawari penulis untuk bergabung di kedua partai tersebut.

Penulis konsisten. Non partisan. Berjuang untuk Islam dan Indonesia Raya tidak mesti melalui partai. Banyak jalan menuju Madinah.

Menurut rencana, hari ini bertepatan dengan 17 Ramadhan 1442, Prof. Muhammad Amien Rais (MAR) akan mendeklarasikan berdirinya Partai Ummat.

Selanjutnya kita berharap, Partai Ummat dan Partai Masyumi Reborn merger. Agar makin kuat dan suara tidak terpecah. Mungkinkah? Sangat mungkin. Apalagi MS Ka’ban, mantan Ketua Umum PBB menjadi Wakil Ketua MAR di Majelis Syuro Partai Ummat.

Pasca merger Partai Ummat dan Partai Masyumi Reborn bersinergi dengan PKS. Bukan berkompetisi. Tidak berebut dukungan dan suara. Besar dan menang bersama. Bisa? Insyaallah bisa.

Bukan mimpi dan angan-angan di atas awang-awang bila mengharapkan PKS dan Partai Ummat besutan Bapak Reformasi, Prof. MAR dan Habib Salim Segaf al-Jufri menang spektakuler di ajang lima tahunan. Pesta demokrasi tahun 2024. Why not.

Kenapa penulis katakan bukan di atas awang-awang. Secara statistik ummat Islam Indonesia mayoritas, 80% tapi minoritas di legislatif dan eksekutif. Seharusnya partai Islam dan partai berbasis massa Islam menang dalam setiap pemilu. Nyatanya, selalu kalah sejak orde baru hingga Pemilu tahun 2019. Perolehan suara tak pernah di atas satu digit. Bahkan kurang dari 10%. Ada apa?

Hanya pada Pemilu tahun 1955, Partai Islam memperoleh hasil yang signifikan. MASYUMI menjadi runner up dengan perolehan suara sebanyak 20,9%, hanya terpaut 1,4% dari PNI.

Diikuti oleh Partai Nahdlatul Ulama sebesar 18,4%. Sayangnya, PNU bersama-sama PNI dan PKI bergabung dalam satu poros, NASAKOM. Mirip tapi tak sama dengan hari ini. PKB selalu satu gerbong dengan PDIP. Terutama di dua Piplres terakhir.

Sinergi PKS dan Partai Ummat dalam hal apa? Sinergi melawan mafia jual beli suara di Pilpres dan Pileg 2024. Kenapa harus bersinergi? Kita sama-sama mengetahui, PKS dan Partai Ummat tidak didukung modal finansial yang memadai. Beda dengan partai sekuler dan nasionalis, didukung modal finansial dari para cukong yang dekat dengan kelompok sekuler kiri radikal.

Penulis berkeyakinan, masalah pokok dan krusial kepemiluan di Indonesia. Adanya mafia jual beli suara yang melibatkan lembaga penyelenggara pemilu. Mulai dari tingkat desa sampai pusat. Bukan rahasia umum lagi. Tahu sama tahu.

PKS dan Partai Ummat perlu memikirkan untuk membentuk sebuah badan bersama. Badan Saksi dan Sinergi Nasional yang diisi oleh kader kedua partai. Tujuannya, untuk melawan mafia jual beli suara yang makin menggila pada dua Pemilu terakhir, 2014 dan 2019.

Selain itu. Ada kunci utama kemenangan PKS dan Partai Ummat. Calon legislatif menang bersama. Tidak berkompetisi antar kedua partai dan sesama internal partai. Caranya? Menang bersama untuk satu tujuan bersama. Landasannya ukhuwah Islamiyah.

Ideal? Sangat ideal. Bisa diimplementasikan bersama. Untuk apa? Izzatul Islam wal muslimin.

Bandung, 17 Ramadhan 1442/29 April 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial