Tekno  

Miliki 251 StartUp Dengan Valuasi Rp.14 Triliun, China Jadi Pabrik Unicorn Terbesar di Dunia

China rupanya memiliki 251 perusahaan unicorn, yakni perusahaan rintisan (startup) yang memiliki valuasi US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun (asumsi Rp 14.500/US$) dalam waktu 10 tahun sejak didirikan.

Laporan Greatwall Strategy Consultants pada Senin (26/4/2021) mengatakan total valuasi unicorn di China melebihi US$ 1 triliun (Rp 14.515 triliun) untuk pertama kalinya pada tahun 2020.

Dilansir dari China Daily, nilai total perusahaan unicorn China berjumlah US$ 1,06 triliun (Rp 15.386 triliun) pada tahun 2020 dan sekitar 12 di antaranya bernilai lebih dari US$ 10 miliar (Rp 145 triliun) dengan 72 unicorn pendatang baru dan 24 terdaftar.

Tahun lalu, perusahaan unicorn China tersebar di sekitar 27 area dan 88 sub-area, di antaranya merupakan unicorn pendidikan berbasis internet, energi baru dan kendaraan pintar, ritel baru, logistik cerdas, dan hiburan digital.

Sekitar sembilan area baru muncul dalam periode yang sama, termasuk produk populer yang dipromosikan selebriti online, satelit komersial, pengisian daya cerdas, farmasi AI, bahan semikonduktor, layanan data kekayaan intelektual, bantuan medis digital, ruang kelas online, serta kebugaran digital.

Perusahaan unicorn ini berlokasi di 29 kota China dengan Beijing, Shanghai, Hangzhou dan Shenzhen sebagai tuan rumah dari sekitar 171 unicorn di antaranya.

Dari 2016 dan 2020, jumlah perusahaan unicorn China naik dari 131 menjadi 251 dan 64 di antaranya terdaftar di pasar domestik dan luar negeri dalam empat tahun terakhir.

Menurut Statista, perusahaan data pasar dan konsumen, jumlah unicorn di seluruh dunia berjumlah lebih dari 590 pada April 2021, dengan China sebagai rumah bagi mayoritas unicorn di Asia-Pasifik, diikuti oleh India dan Korea Selatan. {CNBC}