Tiga Keunggulan Duet Gatot-Anies

gatot-anies

Lembaga konsultan politik PolMark Indonesia merilis survei mengenai simulasi di luar nama Jokowi beberapa waktu lalu. Hasilnya, elektabilitas mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Gatot-Anies) meraih 53,3 persen.

Survei dilakukan pada 13-25 November 2017 dengan melibatkan 2.600 responden dari seluruh provinsi di Indonesia.

Dengan demikian, duet Gatot-Anies jadi lawan terberat Jokowi. Duet tersebut juga disebut-sebut sebagai Capres dan Cawapres alternatif. Berikut keunggulan duet Gatot-Anies yang Jadi tandingan terberat Jokowi. Selamat membaca.

1. Kombinasi Islam dan Militer

Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menilai, duet Gatot Nurmantyo-Anies Baswedan mewakili kalangan kelompok Islam dan militer.

Pasalnya, gubernur DKI Jakarta itu mendapat dukungan penuh dari kelompok Islam, Gatot justru dikenal punya relasi yang luas dan punya basis di semua kalangan. Sehingga kedua figur tersebut berpotensi mengalahkan Jokowi.
“Kalau Gatot memang dekat dengan semua kalangan, nasionalis dan dekat juga dengan ulama,” jelasnya.

2. Bangkitkan Pemilih Islam

Pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, duet Gatot-Anies mampu membangkitkan segmentasi pemilih Islam di Indonesia.

“Jika Gatot-Anies membuat branding yang melekat dengan alumni 212, di satu sisi bisa membangkitkan segmen pemilih Islam,” kata Karyono.

3. Dekat dengan Semua Kalangan

Pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI) mengatakan, Gatot-Anies merupakan figur yang dapat diterima masyarakat maupun partai politik. Sebab, keduanya adalah pasangan wajah baru yang dinilai lebih frash.

“Dari segi branding kedua figur tersebut meskipun ada unsur nasionalisnya, tapi lebih condong ke kelompok Islam politik garis keras,” tutur dia.