News  

Usai Penangkapan 49 Preman Pungli, Terminal Peti Kemas Tanjung Priok Kacau dan Terbengkalai

Uang pelicin tampaknya sudah menjadi budaya di Unit Terminal Container Pelabuhan Tanjung Priok supaya sopir truk kontainer bisa lancar mengangkut di terminal peti kemas Internasional.

Buktinya truk pengangkut kontainer tak bisa muat setelah para preman pungutan liar (pungli) ditangkapi oleh polisi. Mereka terkesan mogok operasi hingga terjadi penumpukan truk kontainer di UTC Tanjung Priok.

Penangkapan itu dilakukan setelah Presiden Jokowi mendapat laporan langsung dari sopir kontainer yang dipalak preman hingga membuat Jokowi menelepon langsung Kapolri Listyo Sigit Prabowo soal masalah ini.

“UTC gak ada pungli, gak bisa muat. Mobil di setiap blok numpuk, noh, numpuk,” kata sopir tersebut sambil merekam suasana di pelabuhan, dan videonya viral di media sosial seperti yang dilihat Indozone, Sabtu (12/6/2021).

Saking kesalnya, sopir tersebut bahkan menyebut bahwa Indonesia tidak akan bisa menyaingi negara-negara maju.

“Masak muat satu istirahatnya setengah jam, baru maju lagi. Wui, apa kata dunia? Makanya Indonesia pengen kayak luar negeri, gak bakalan bisa, gak bakalan bisa, noh, lihat,” katanya.

Tindak tegas premanisme

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran bersikap tegas kepada para pelaku premanisme maupun pungli yang kerap beraksi di Jakarta dan sekitarnya.

Irjen Fadil tidak mengizinkan adanya uang yang keluar dari para sopir truk yang diberikan ke preman.

Melalui Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Irjen Fadil menyebut dirinya tidak memperkenankan para sopir memberikan uang ke para preman meskipun sepersen pun.

“Kapolda Metro Jaya menyampaikan tidak ada dan tidak boleh satu rupiah pun uang yang keluar oleh sopir, oleh para pelaku ini,” kata Kombes Yusri dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Jumat (11/6/2021).

Kombes Yusri menegaskan arahan Irjen Fadil sudah sangat tegas untuk memburu para preman. Para preman tidak diperbolehkan memakan uang hasil pungli yang didapat dari para sopir truk.

“Ini ketegasan yang disampaikan oleh Pak Kapolda sekali lagi, tidak ada uang satu rupiah pun yang dikeluarkan oleh para sopir untuk dimakan oleh para pelaku pungli,” kata Yusri.

“Kami akan kejar sampai mana pun. Ini sudah meresahkan. Bentuk pungli apapun di daerah pelabuhan ini kami akan susuri, tim gabungan akan bergerak. Kami tidak akan segan-segan untuk melakukan penindakan secara represif kepada para pelaku-pelaku ini karena sudah meresahkan, saya katakan ini adalah penyakit masyarakat,” sambung Yusri.

Sekedar informasi, Presiden Jokowi sempat mendengar langsung keluhan dari para sopir terkait aksi premanisme dan pungli di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Mendengar keluhan itu, Presiden langsung menghubungi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Presiden meminta Kapolri untuk menyelesaikan permasalahan ini. Menindak lanjuti hal tersebut, Polres Metro Jakarta Utara bergerak cepat memburu para preman yang meresahkan di Tanjung Priok hingga berhasil mengamankan 49 preman.

Ke-49 preman tersebut kerap melakukan aksi pungli baik di jalan-jalanan di Tanjung Priok hingga di dalam PT itu sendiri yang dilakukan oleh oknum karyawan. {INDOZONE}