Andi Arief: 93 Persen Pemilih Demokrat Tolak Jabatan Presiden Lebih Dari 2 Periode

Wacana jabatan presiden tiga periode tengah ramai memenuhi ruang politik Tanah Air. Terlebih muncul Komunitas Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024, yang bertujuan menggalang dukungan pasangan Jokowi-Prabowo pada Pilpres 2024, sekaligus mengampanyekan dan menyebarluaskan gagasan Jokowi-Prabowo 2024 pada seluruh masyarakat.

Di tengah ramainya perdebatan mengenai wacana tersebut, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menegaskan, mayoritas pemilih Demokrat tidak setuju masa jabatan presiden ditambah.

Berdasarkan hasil survei SMRC, kata Andi Arief, jumlah pemilih Demokrat yang menolak presiden lebih dua periode mencapai 93%.

“Breaking News: 93 persen pemilih partai demokrat menyatakan menolak jabatan presiden lebih dari 2 periode. Angka tertinggi,” cuit Andi Arief, dalam akun Twitter pribadinya, yang dikutip Beritasatu.com, Minggu (20/6).

Sebagaimana hasil survei teranyar yang dirilis SMRC, memang sebanyak 93% pemilih Demokrat meminta agar masa jabatan presiden maksimal hanya 2 periode, masing-masing selama 5 tahun harus dipertahankan. Jumlah ini tertinggi dibanding partai lain yang masuk parlemen.

Pemilih PDIP, misalnya, hanya 65% yang menyatakan ingin dipertahankan, Gerindra 83%, Golkar 77%, PKB 78%, PKS 86%, Nasdem 66%, PPP 71%, dan PAN 90%.

Survei SMRC tersebut dilakukan pada 21-28 Mei 2021. Penelitian melalui wawancara tatap muka ini melibatkan 1.072 responden yang dipilih melalui metode penarikan sampel random bertingkat (multistage random sampling). Margin of error penelitian sekitar 3,05%. {beritasatu}