News  

Menko Muhadjir: COVID-19 Harus Disikapi Dari Sisi Spiritual, Jangan Terlalu Rasional

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap masyarakat lebih banyak menyikapi pandemi Covid-19 dengan pendekatan spiritualitas atau keagamaan ketimbang rasionalitas.

“Saya berharap memang Covid-19 ini harus banyak disikapi dari sisi spiritual. Jangan terlalu mengamalkan rasional,” kata Muhadjir saat menyampaikan paparannya dalam Webinar yang digelar UGM dengan tema ‘Daerah Menyongsong Indonesia Emas 2045 Strategi dan Aksi’, Sabtu (10/7).

Memang, kata Muhadjir, ilmu pengetahuan dan rasionalitas penting dalam menyikapi suatu masalah, termasuk pandemi Covid-19. Namun, rasionalitas kerap dibarengi dengan jebakan-jebakan yang mendatangkan persoalan baru.

“Rasionalitas, ilmu pengetahuan sangat penting tapi kita tahu namanya rasionalitas itu ada penjaranya, ada jebakannya,” kata dia.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu beranggapan datangnya pandemi Covid-19 yang dia sebut sebagai “pasukan tak terlihat” yang dikirim Allah ini bisa jadi merupakan peringatan agar manusia kembali ke ajaran-ajaran agama.

“Yang tentunya meyakinkan ke kita bahwa tidak ada solusi yang betul-betul diikhtiarkan manusia bisa selesai kecuali semua kehendak Tuhan,” kata dia.

Muhadjir pun meyakini cepat atau lambat Tuhan akan segera menarik “pasukan tak terlihat”-Nya itu.

“Mudah-mudahan Allah segera selesaikan ujian ini kepada umat termasuk umat kita di Indonesia, dan tarik pasukannya itu,” katanya.

Pada 1 Juli, Wali Kota Depok Mohammad Idris meminta ASN di wilayahnya untuk mengkhatamkan atau menyelesaikan bacaan Alquran setiap pekan, “dalam rangka meningkatkan keimanan kepada Allah Swt di masa pandemi Covid-19.”

Di masa sebelum pandemi menyerang RI, Wapres Ma’ruf Amin sempat membanggakan Indonesia belum terkena kasus Covid-19 lantaran “Banyak kiai dan ulama yang selalu membaca doa qunut”.

Deretan sikap pejabat yang cenderung itu pun dikritik para pakar. Pemerintah pun diminta untuk mengambil langkah konkret dalam menangani pandemi, seperti perluasan tes, telusur, tindak lanjut (3T) serta vaksinasi hingga karantina wilayah. {cnn}