Pelatih ganda campuran bulu tangkis Indonesia, Richard Mainaky, memutuskan untuk pensiun dari karier kepelatihannya di pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Meski begitu, Richard memastikan tetap mengabdi untuk dunia bulu tangkis Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Richard telah mengabdi di bulu tangkis Indonesia selama 26 tahun. Terhitung dari 1995, pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara, ini menjadi pelatih nasional di Pelatnas Cipayung.
Pada Senin 6 September 2021, Richard pun diketahui telah mengirimkan surat resmi pengunduran diri kepada PP PBSI. Nantinya, dia secara resmi lepas dari Pelatnas pada 27 September 2021.
Setelah dikonfirmasi oleh Tim MNC Portal Indonesia (MPI) pada Senin (6/9/2021), Richard Mainaky membenarkan hal tersebut. Bahkan katanya, rencana pensiun ini telah dipikirkan sejak Olimpiade Tokyo yang seharusnya digelar 2020.
Namun, imbas pandemi Covid-19, Olimpiade Tokyo 2020 pun baru digelar pada tahun ini. Richard pun masih harus bertanggung jawab untuk melatih pasangan ganda putra Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di ajang tersebut.
“Sebenarnya rencana itu dari Olimpiade 2020 cuma karena Olimpiade itu tertunda, jadi Agustus 2021, niat saya otomatis tertunda, saya punya tugas kan untuk Praveen/Melati,” kata Richard, kala dihubungi tim MPI, Senin (6/9/2021).
Richard pun menyebutkan alasan di balik keputusan pensiun ini. Semuanya tak lepas dari keinginannya lebih dekat dengan keluarga. Setelah tak lagi melatih di pelatnas PBSI, dia pun akan tinggal di kampung halaman bersama keluarga.
Meski begitu, Richard juga mengatakan pensiunnya ini tak serta-merta menghentikan dia sebagai pelatih bulu tangkis. Selain masih memiliki kontrak dengan PB Djarum, dia juga ingin melatih klub di daerahnya.
“Intinya saya sudah ingin memfokuskan untuk keluarga karena selama dari tahun 95 itu sampai sekarang waktu saya untuk bulu tangkis. Tapi, itu kan risiko saya ya karena pilihan saya,” jelas Richard Mainaky.
“Tapi sekarang, saya harus memilih keluarga saya sudah senang di kampung, saya harus mengalah dan di sana,” lanjutnya.
“Itu tetap (mengabdi ke dunia bulu tangkis), walaupun saya di sana ada bisnis kita punya rumah bikin wisata kuliner gitu, saya tetap ada kerja sama dan bantu-bantu klub-klub kecil di sana, saya tetap di badminton karena sudah darah dagingnya, cuma bedanya di sana saya lebih dekat dengan keluarga itu bedanya di situ,” lanjutnya.
Di pentas Olimpiade Tokyo 2020, Praveen/Melati sendiri berhasil menjejakkan kaki sampai ke babak perempatfinal. Mereka gagal menjejaki babak semifinal karena kalah dari unggulan pertama asal China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. {okezone}