News  

Dituding Tak Becus Dan Didesak Mundur, Menpora Zainudin Amali: Kalau Saya Mundur, Masalah Selesai?

Momen tim bulutangkis Indonesia memenangkan Thomas Cup 2021 pada Minggu, 17 Oktober 2021 lalu membawa rasa yang campur aduk bagi banyak orang.

Betapa tidak? tim bulutangkis Indonesia yang membawa pulang Thomas Cup 2021, hanya bisa mengibarkan bendera logo Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan bukannya bendera Merah Putih.

Rasa bangga setelah menang, dan rasa kecewa karena bendera Merah Putih tak bisa dikibarkan saat Thomas Cup 2021 sudah di tangan, tak hanya dirasakan oleh pemain, namun seluruh masyarakat Indonesia.

Hal itu bisa terjadi karena Indonesia mendapat sanksi dari Badan Anti-doping Dunia (WADA) pada 7 Oktober 2021 lalu.

WADA memberikan sanksi itu lantaran menilai Indonesia tak mampu memenuhi rencana jumlah tes doping tahunan.

Sementara itu, Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) menyebut jika pihaknya tak bisa memenuhi target tes doping, lantaran terkendala pandemi Covid-19.

Alasan itu pun tak bisa diterima oleh masyarakat, bahkan media sosial dibuat ramai dengan protes masyarakat terhadap LADI dan juga Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Tak sedikit yang menilai Menpora Zainudin Amali tak becus dalam menangani hal itu, sehingga membuat bendera Merah Putih tak berkibar.

Setelah dituntut masyarakat untuk mundur dari jabatannya, Zainudin Amali mengaku tak ingin memusingkannya. Pasalnya, jika dirinya mundur, masalah belum tentu langsung selesai.

“Saya kira, saya memahami apa yang dirasakan oleh publik dan reaksi publik yang sangat luar biasa itu, tentu saya tidak boleh menanggapi secara emosional,” ujar Zainudin Amali, dikutip dari YouTube Najwa Shihab pada Kamis, 21 Oktober 2021.

“Karena itu sesuatu hal yang wajar yang dirasakan. Seperti yang sudah saya sampaikan, saya sendiri juga kecewa. Tapi apakah dengan kekecewaan terus selesai? Tentu tidak,” ucapnya.

Menurut Menpora, hal yang serupa sudah terjadi sebelumnya, namun kali ini ia mengaku akan segera bertindak untuk membuat larangan pada LADI dicabut.

“Saya harus ada upaya melakukan sesuatu supaya ban terhadap LADI segera dicabut, dan ini tidak terulang lagi. Ini sebenarnya sudah terjadi pada 2016, tetapi waktu itu karena tidak ada kejuaraan, tidak ada harus menaikkan bendera, tidak heboh,” tutur Menpora.

Zainudin Amali bahkan menyebut dirinya sempat dipuji oleh Presiden WADA, namun ketika terjadi peristiwa yang kini jadi perbincangan, ia mengaku hanya bisa menyebutnya sebagai risiko.

“Nah sekarang hebohnya karena ada kejuaraan. Bagi saya ini sebagai tanggung jawab, saya kerjakan sesungguhnya. Dan saya sudah berkomunikasi dengan pihak WADA,” kata Zainudin Amali.

“Tadi dari dr. Jenny disampaikan saya bulan Oktober dipuji oleh presiden WADA, tapi yang terjadi ini, maka itu risiko pekerjaan saya, ekspektasi publik terhadap saya begitu besar. Emang kalau saya mundur, masalah bisa selesai?” ujarnya. {PR}