Ekonom Senior, Faisal Basri kembali buka suara berkenaan dengan dunia pertambangan. Salah satunya adalah terkait dengan larangan ekspor mineral mentah khususnya setop ekspor nikel.
Faisal Basri menyampaikan bahwa larangan ekspor nikel hanya menjadikan Indonesia sebagai surga untuk smelter nikel China yang ada di Indonesia. Alasannya karena harga nikel Indonesia yang ditawarkan ke China hanya seperempat dari harga normal nikel di dunia.
“Jadi sangat merugi Indonesia memanfaatkan sumber daya tambangnya untuk mendukung industrialisasi di China. Warga kita kelas 2, sedangkan warga kelas satunya adalah pengusaha China. Jadi nilai tambahnya memang terbentuk, tapi 90% nilai tambahnya larinya ke China,” ujar Faisal kepada CNBC Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Faisal Basri juga melihat, bahwa larangan ekspor nikel akan memunculkan riset-riset untuk mencari bahan baku alternatif. Misalnya seperti yang dilakukan oleh perusahaan Tesla.
Karena adanya larangan ekspor nikel Indonesia, akhirnya Tesla menemukan alternatif baru, sehingga Tesla tidak lagi menggunakan baterai lithium berbasis nikel, melainkan berbasis biji besi.
“Riset-riset nya akhirnya menghasilkan ongkos yang lebih murah berbasis biji besi daripada nikel gara-gara Indonesia yang kepedean,” tambahnya.
Menurutnya, teknologi akan terus berkembang dengan cepat sehingga setiap bahan baku akan muncul alternatifnya. Artinya, dengan Indonesia yang melarang ekspor tersebut, hal itu akan memunculkan alternatif-alternatif bahan mentah yang semakin banyak.
“Jadi kuncinya adalah kita menguasai teknologi, bagaimana kita mampu untuk meningkatkan nilai tambah buat kesejahteraan rakyat Indonesia,” pungkas Faisal.
Seperti diketahui, dalam beberapa kesempatan Presiden RI Joko Widodo, berkali-kali menegaskan untuk menyetop ekspor nikel, bahan mentah bauksit dan mineral mentah lainnya.
Dengan ini, pemerintah terus mendorong program hilirisasi industri, sebagai cara meningkatkan nilai tambah di sektor industri dan daya saing perekonomian nasional.
Presiden Jokowi dalam peresmian pabrik ferronikel (Feni) dan Stainless Steel PT Gunbuster Nickel Industry di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, pada Senin (27/12/2021) kembali menegaskan untuk menyetop ekspor nikel, bahan mentah bauksit dan mineral mentah lainnya.
“Berkali-kali saya sampaikan stop ekspor nikel. Tahun depan stop bahan mentah bauksit, tahun depan kita akan stop ekspor minerba lainnya. Kita berhenti ekspor bahan mentah yang tidak membawa nilai tambah besar bagi negara,” ungkap Jokowi.
Dalam hal menyetop ekspor mineral mentah itu, kata Jokowi, pemerintah terus mendorong program hilirisasi industri, sebagai cara meningkatkan nilai tambah di sektor industri dan daya saing perekonomian nasional.
Melalui program hilirisasi, pemanfaatan alih teknologi menjadi penting dalam memanfaatkan hasil sumber daya alam serta menjaga lingkungan.
Adapun Jokowi membuka peluang apabila ada investor yang ingin membangun industri hilirisasi bauksit dalam setahun ke depan ini. Yang terpenting, kata Jokowi, Pemerintah Daerah bisa menjaga iklim investasi di daerahnya masing-masing. {cnbc}