News  

Berawal Cekcok Di WA Bikin Pimpinan Komisi VIII DPR Usir Sekjen Kemensos, Risma Minta Maaf

Komisi VIII DPR dan Menteri Sosial Tri Rismaharini hari ini menggelar rapat membahas Evaluasi Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2021, Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2022 dan Perubahan SOTK, serta membahas Isu-isu Aktual terkait Aspirasi Masa Reses.

Sebelum rapat dimulai, sejumlah anggota Komisi VIII menyampaikan aspirasi terhadap perlakuan Sekjen Kemensos Harry Hikmat terhadap Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily.

Ace menjelaskan sebenarnya persoalan komunikasi yang buruk itu tak harus disampaikan dalam rapat, namun seluruh Anggota Komisi VIII mendesak agar disampaikan. Sebab, sudah berkaitan dengan marwah lembaga.

“Tugas anggota DPR mengawasi, tapi kalau dianggap sinis, saya terus terang saja ketika Ibu ke dapil saya, lalu tidak memberi tahu kami, padahal kesempatan kita bersama setiap kali ke dapil kita diberi tahu dan itu yang ngatur adalah Sekjen.

Sekjen memang waktu itu telah minta maaf, tapi setelah itu nyerocos, Bu, bahwa apa yang kami lakukan itu sinis bahwa saya diundang oleh Kemensos ndak pernah datang. Apa urusannya bicara seperti itu,” terang Ace mengurai akar masalah di ruang rapat Komisi VIII DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/1).

Ace menambahkan, secara pribadi ia tak ada masalah dengan Harry Hikmat dan sudah memaafkan, namun ia mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Komisi VIII adalah tugas menjalankan check and balances.

“Ini adalah soal bagaimana kita menjaga marwah masing-masing lembaga. Menjaga fungsi kita masing-masing, menjaga bagaimana keseimbangan dalam konteks check and balances, jangan dianggap apa yang kami lakukan itu adalah, sampai nantangin, Bu.

Jadi karena itu, saya pribadi ndak ada masalah sama Ibu. Secara kelembagaan ndak ada masalah, tapi ini soal membangun sinergi membangun kemitraan,” urai Ace ke Risma.

Ace sempat ingin membuka percakapannya dengan Harry via Whatsapp, tapi diurungkan.

“Sebelumnya saya sama Sekjen ndak ada masalah, dan saya baru pertama sekali sejak 2013 (duduk di Komisi VIII) diperlakukan seperti ini. Kalau perlu saya Buka Bu WAnya, apa perlu saya buka, buat saya cukup, makasih,” tutup Ace.

Risma Minta Maaf

Merespons penjelasan Ace, Mensos Risma menyampaikan permohonan maafnya lagi. “Kami mohon maaf sekali Pak Ace, mohon maaf sekali,” ujar Risma.

Ketua Komisi VIII Yandri Susanto lalu meminta Harry untuk keluar rapat. “Pak Sekjen sebaiknya meninggalkan tempat dulu Bu, kalau enggak enggak mungkin ini berlanjut Bu (Risma). Benar Pak Ace, ini bukan pribadi ini semua fraksi,” kata Yandri.

Dalam rapat itu juga, Sekjen Harry menyampaikan permohonan maafnya.

“Secara pribadi saya sangat menyesal terhadap apa yang sudah saya lakukan saya komunikasikan dengan Pak Ace sebagai wakil pimpinan komisi VIII, bismillahirrahmanirrahim dari hati yang paling dalam,

saya mohon maaf atas apa yang sudah saya lakukan apa yang sudah saya komunikasikan kepada Pak Ace dan saya mohon maaf atas nama Sekjen yang secara hubungan kelembagaan mungkin sangat berpengaruh seperti hari ini,” kata Harry.

Harry mengaku akan menjadikan masalah itu sebagai pelajaran berharga. Ia juga meminta maaf kepada Mensos Risma sebab telah membebani. Padahal, sebagai staf seharusnya memberikan kemudahan dan keringanan dalam tugas Risma.

“Dan kalau misalkan saya diberi kesempatan saya akan perbaiki ke depan, saya akan bekerja keras untuk betul-betul menjalankan tugas yang ibu sampaikan.

Menjadi mediator antara pimpinan dan seluruh anggota komisi VIII. Dengan apa yang akan dilakukan dalam konteks tugas-tugas sebagai mensos. Itu saja yang saya sampaikan dan kalau betul saya ini perlu keluar karena saya ini tamu, saya siap,” tutur Harry.

“Silakan Pak Harry, ini bukan pribadi tapi permintaan Komisi VIII,” lanjut Yandri.

Harry akhirnya keluar dan menyalami seluruh pimpinan Komisi VIII DPR. Hadir dalam kesempatan itu Wakil Ketua Komisi VIII Diah Pitaloka di kursi pimpinan. {kumparan}