News  

Wajah Museum Di TMII, Makin Terbengkalai Usai Diambil Alih Negara

Rumput ilalang tinggi mengelilingi hampir seluruh kawasan Museum Telekomunikasi yang berada di area Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur. Kondisi bangunan itu tampak sudah rusak dan tidak terawat.

Bagian atap yang berbentuk bulat sebagai ciri khas Museum Telekomunikasi sudah jebol di beberapa sisi. Warna tembok museum pun sudah kusam dan compang camping di sana sini. Terlihat pula coretan tangan-tangan jahil menghiasi dinding bangunan museum tersebut.

Bangunan yang diresmikan oleh Presiden ke-2 RI, Soeharto tanggal 20 April 1991 itu kini tampak rapuh dan tak berdaya.

Patung Maha Patih Gadjah Mada yang sedang berdiri tegak sambil mengacungkan sebilah keris di depan museum itu menjadi saksi bisu ketika alat-alat berat tengah dikerahkan untuk menghancurkan satu demi satu bagian bangunan tersebut.

Padahal, Museum Telekomunikasi saat masa jayanya dikenal sebagai sumber informasi mengenai perkembangan pertelekomunikasian di Indonesia. Atap berbentuk bulat berwarna biru kala itu menjadi ciri khas gagahnya museum itu dahulu. Namun, semua itu kini tengah memudar.

Tak hanya Museum Telekomunikasi, beberapa museum dan wahana di TMII juga tampak terbengkalai.

Pantauan CNNIndonesia.com di TMII, museum yang lain yang ikut tak terurus antara lain Museum Minyak dan Gas Bumi Graha Widya Patra, hingga Wahana Air SnowBay.

Wahana Air Snow Bay misalnya. Kolam renang tersohor di Jakarta itu kini tutup dan terbengkalai. Memasuki bagian dalam, masih terdapat genangan air di area kolam renang yang begitu keruh. Dinding dan lantai kolam renang juga terlihat kusam nan berlumut.

Pelbagai sarana prasarana seperti kursi, loker hingga perosotan di kolam renang tampak berantakan dan terlihat karatan. Daun-daun kering dan rumput liar berserakan di seluruh wahana itu. Tak terlihat pula petugas yang berjaga di wahana tersebut.

Kondisi memprihatinkan juga ditemukan di Museum Minyak dan Gas Bumi Graha Widya Patra TMII. Museum yang diresmikan pada tanggal 20 April 1989 oleh Soeharto itu sudah ditumbuhi rumput ilalang tinggi di sekeliling museum.

Padahal, museum itu awalnya dikelilingi oleh danau buatan yang asri sebelum tak terawat. Terlihat pula dinding di beberapa sisi museum itu mulai jebol.

Museum Telekomunikasi, kata dia, sudah ditutup sejak lama. Ia tak ingat persis kapan museum itu pertama kali tutup. Kondisi museum makin lama tidak terawat menjadi alasan penutupan.

Kepala Humas TMII, Adi Widodo mengatakan beberapa museum terbengkalai karena kondisi atau masalah dengan lembaga induk masing-masing pihak mengelola museum di TMII. Sebab, tak semua museum yang dibangun dikelola langsung oleh manajemen TMII.

Ia menceritakan soal status pengelola Museum Telekomunikasi yang belum jelas menjadi penyebab kondisi museum terbengkalai.

“Untuk [Museum] Telekomunikasi kan induk organisasinya sudah tidak ada. Sudah lama itu. [Museum] itu juga kan awalnya mau diambil alih TMII dalam proses pengambilan. Lalu belum selesai prosesnya kita diambil alih Setneg April lalu. Ya sekarang posisi [Museum] Telekomunikasi akan dirobohkan,” kata Adi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (20/1).

Kasus serupa juga dialami oleh Museum Minyak. Adi menyebut, museum itu awalnya dikelola PT. Pertamina. Namun perubahan peraturan di internal PT Pertamina membuat museum itu tak jelas lagi pengelolaannya. Pengelolaan museum itu kini berada di Kementerian ESDM.

“Kalau [Museum] Minyak masih ada. Tapi biaya pemeliharaan dan ada kendala di mereka. Itu di bawah ESDM,” kata Adi.

Terbengkalainya wahana SnowBay TMII merupakan kasus berbeda. Adi menilai wahana itu tak terurus karena pandemi virus corona berkepanjangan dua tahun belakangan ini.

Ia pun belum mengetahui apakah SnowBay akan direvitalisasi kembali atau tidak oleh Sekretariat Negara nantinya. “Wahana air kan tidak dioperasionalkan. Setelah bertahun-tahun tidak bisa bangkit lagi,” kata Adi.

Dengan diambil alihnya TMII oleh pemerintah melalui Setneg, Adi berharap masalah museum yang terbengkalai itu bisa dicarikan solusinya.

Pengambilalihan tata kelola TMII ini ditetapkan Presiden Jokowi lewat Perpres Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah. Perpres itu menandakan pemerintah mengambil alih pengelolaan TMII dari Yayasan Harapan Kita.

“Berdasarkan Perpres 19 itu akan direvitalisasi. Untuk lebih jelasnya ke Kementerian PUPR. Pemanfaatannya seperti apa yang tahu Kementerian PUPR,” kata Adi.

CNNIndonesia.com berupaya menghubungi Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini untuk meminta keterangan terkait terbengkalainya Museum di TMII itu. Namun, yang bersangkutan belum merespons hingga berita ini diturunkan. {cnn}