News  

Usai Minyak Goreng, Tahu Tempe, Daging Sapi, Kini Giliran Harga Cabai Melonjak

Sejumlah bahan pangan di dalam negeri terus melonjak, yang terbaru yakni cabai rawit merah. Belum selesai kenaikan satu bahan pangan, disusul kenaikan komoditas lainnya. Berdasarkan pantauan kumparan, setidaknya terdapat 4 bahan pangan yang mengalami lonjakan signifikan.

Dimulai dengan Minyak Goreng

Pertama adalah minyak goreng. Komoditas ini tercatat mengalami lonjakan sejak akhir tahun lalu. Naiknya harga crude palm oil (CPO) global ditengarai menjadi penyebab kenaikan harga minyak goreng pada saat itu, bahkan harganya sempat mencapai Rp 20.000 per liter.

Pemerintah mengambil tindakan dengan melakukan banyak cara. mulai dari menggandeng produsen minyak goreng untuk gelontorkan pasokan minyak goreng pasokan sederhana Rp 14.000 per liter. Selanjutnya pemerintah menerapkan kebijakan satu harga, di mana minyak goreng kemasan sederhana maupun premium dipatok seharga Rp 14.000 per liter.

Dinilai kurang efektif, pemerintah kemudian membuat kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng. Kebijakan yang berlaku sejak 1 Februari ini mengatur HET minyak goreng curah senilai Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 liter dan minyak goreng premium seharga Rp 14.000 per liter.

Walau sudah ditetapkan, nyatanya minyak goreng sempat mengalami kelangkaan. Hal ini dipicu karena pendistribusian pasokan dari produksi minyak goreng baru belum merata.

Tahu dan Tempe Ikut Naik
Belum selesai masalah distribusi minyak goreng, harga tahu dan tempe juga ikut melonjak. Tahu kini dijual seharga Rp 800 per satuan, sebelumnya hanya Rp 600 per satuan. Sedangkan tempe yang mulanya dijual Rp 5.000 per satuan papan kini jadi Rp 6.000 per satuan papan.

Kenaikan harga pangan rakyat ini disebabkan oleh harga kedelai yang naik hingga menyentuh Rp 12.000 per kg. Kondisi ini lah yang membuat produsen tahu dan tempe seluruh Jabodetabek mogok produksi selama 3 hari, yang membuat 60 ribu ton pasokan tahu tempe lenyap dari pasaran.

Kenaikan harga tahu dan tempe itu juga merupakan salah satu tujuan aksi mogok yang dilakukan pada 21 sampai 23 Februari lalu.

Menyusul Daging Sapi

Tak berhenti sampai tahu dan tempe, harga mendekati akhir bulan ini juga daging sapi mengalami kenaikan. Terpantau harga daging sapi sempat tembus di harga Rp 160.000 per kg.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Juan Permata Adoe menjelaskan salah satu penyebabnya adalah memang harga sapi global sedang naik, salah satunya di Australia. Indonesia sendiri merupakan negara pengimpor sapi dari Negeri Kanguru.

Juan menjelaskan, harga sapi bakalan dari Australia kini mencapai AUD 5,35 (dolar Australia) per kg bobot hidup, yang sebelumnya hanya AUD 4,70 per kg bobot hidup.

Selain harganya sudah mahal, Juan menjelaskan panjangnya rantai pasokan juga memengaruhi. Ditambah biaya angkut, harga sapi bakalan sampai Indonesia menjadi AUD 6,35 AUD.

Untuk sampai di konsumen, sapi impor ini nanti akan melewati feedlot terlebih dahulu untuk penggemukan. Menurut Juan, biaya operasional feedlot untuk pembelian pakan ini juga mengalami kenaikan. Sehingga harganya menjadi berkali lipat ketika di tingkat konsumen.

Merespons kenaikan harga tersebut, pedagang sempat akan melakukan aksi mogok lima hari mulai hari ini, Senin (28/2) hingga Jumat (4/3). Namun aksi tersebut batal karena berhasil diintervensi oleh pemerintah. Saat ini daging sapi dibanderol seharga Rp 140.000 per kg.

Cabai Juga Melonjak

Terbaru, cabai-cabaian juga terpantau mengalami lonjakan. Berdasarkan informasi di situs Info Pangan Jakarta, harga tertinggi cabai rawit merah bahkan sudah menyentuh Rp 80.000 per kg. Harga tertinggi ini terjadi di Pasar Pluit, Jakarta Utara.

Beberapa pasar juga mulai mengalami tren kenaikan sejak kemarin, seperti Pasar Kalibaru yang naik Rp 5.000 menjadi Rp 75.000 per kg. Di sejumlah pasar, dari Tanah Abang blok A-G, Pasar Pesanggrahan, harga cabai rawit merah bertahan di Rp 70.000 per kg.

Adapun untuk cabai rawit hijau, angka tertinggi yakni Rp 50.000 per kg untuk Pasar Minggu. Dengan rata-rata harga di seluruh pasar DKI Jakarta yakni Rp 42.037 per kg.

Lalu, harga tertinggi cabai merah besar yakni menyentuh Rp 65.000 per kg juga untuk Pasar Minggu. Sedangkan cabai merah keriting, di Pasar Pluit dibanderol dengan harga Rp 70.000 per kg.

Para pedagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengaku harga cabai rawit merah sudah menyentuh angka di atas Rp 70.000 per kg. Begitu pula cabai merah kriting yang mulai naik di antara Rp 45.000 sampai Rp 50.000 per kg.

“Biasanya beli Rp 10.000 bisa dapat seperempat (kilogram) cabai merah ya mas, sekarang enggak. Harganya mulai naik, ini cabai rawit paling tinggi sih,” ujar salah satu pedagang kepada kumparan, Minggu (27/2). {kumparan}