News  

Mendag Lutfi Khawatir Invasi Rusia ke Ukraina Picu Kenaikan Harga Bahan Pokok

Menteri Perdagangan M Lutfi memperkirakan keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina bisa berdampak fatal bagi perekonomian dunia.

Apalagi, langkah itu diambil Putin saat negara di dunia tengah menjalani proses pemulihan ekonomi usai tertekan covid-19 sejak 2 tahun belakangan ini.

Pasalnya kata Lutfi, langkah Rusia itu bisa memicu kenaikan harga sejumlah barang. Ia mengatakan Rusia merupakan negara penghasil minyak dan gas terbesar nomor dua di dunia.

Selain itu gandum yang dihasilkan Rusia dan Ukraina setara dengan 25 persen ekspor dunia.

“Keadaan di Ukraina ini sebenarnya sangat tidak menguntungkan ketika dunia sedang recovery dari covid-19. Ini menyebabkan kenaikan harga yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” kata Lutfi saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pusat Pasar Medan, Sabtu (26/2).

Lutfi menambahkan dampak ekonomi dari serangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina sudah bisa langsung terlihat pada harga minyak dunia.

Beberapa saat setelah Rusia mulai melancarkan serangan ke Ukraina, harga minyak mentah dunia langsung melesar tembus US$100 per barel. Menghadapi kondisi ini, langkah yang dilakukan Pemerintah Indonesia salah satunya menjaga ekspor tetap berjalan sehingga menghasilkan devisa.

“Harga minyak sudah tembus US$100 per barel, kemarin harga CPO di Belawan sudah lebih dari Rp17 ribu. Jadi artinya di masa depan ini terutama dalam recovery covid-19 ini sebenarnya tidak menguntungkan keadaan ekonomi dunia.

Tapi kita akan lihat bagaimana strategi kita untuk memitigasi dan paling penting menjaga ekspor kita keluar negeri agar terjaga dan tetap menghasilkan devisa dengan baik,” paparnya.

Rusia mulai menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2) lalu. Usai invasi, sejumlah negara menjatuhkan sanksi ekonomi bagi Rusia.

Salah satunya, Amerika Serikat. Pada Jumat (25/2) kemarin, Presiden AS Joe Biden memperluas sanksi bagi Rusia, termasuk bagi Putin dan Menteri Luar Negerinya Sergei Lavrov berupa larangan perjalanan untuk keduanya.

Biden merupakan kepala negara pertama yang memberikan sanksi, beberapa jam usai Putin mendeklarasikan operasi militer ke Ukraina.

Sanksi tahap pertama membidik empat bank Rusia, memotong lebih dari setengah impor teknologi Rusia, dan menargetkan beberapa oligarki negara itu.

AS juga melarang raksasa energi Gazprom dan 12 perusahaan besar lainnya untuk mengambil utang atau menambah modal lewat pasar keuangan barat.

Ekspor teknologi pertahanan dan aeronautika ke Rusia juga dibatasi dan 24 individu dan organisasi Belarusia yang dituduh mendukung dan membantu invasi Kremlin ke Ukraina akan menghadapi hukuman.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengumumkan pada Jumat lalu di Twitter bahwa AS akan menjatuhkan sanksi pada Dana Investasi Langsung Rusia, dana abadi negara itu. {cnn}