News  

Kenapa Ukraina Ngotot Ingin Gabung NATO Hingga Rela Perang Dengan Rusia?

Keinginan Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) harus dibayar mahal. Sebab, keinginan itu membuat Rusia marah sampai melakukan invasi ke Ukraina.

Serangan ini disebut-sebut karena Ukraina adalah satu-satunya buffer zone atau zona penyangga, yang membatasi Rusia dengan NATO.

Ketika Ukraina bergabung dengan NATO, maka tak ada lagi batas tersebut, Rusia berbatasan langsung dengan NATO sehingga dianggap membahayakan keamanan Rusia.

Apa sebenarnya yang membuat Ukraina ngebet, ingin sekali, bergabung dengan NATO, sampai harus mengambil risiko besar diinvasi oleh Rusia?

Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ali Muhammad, mengatakan bahwa keinginan Ukraina bergabung dengan NATO sebenarnya dilatar belakangi dari keinginannya untuk menjadi negara Uni Eropa.

Menjadi bagian Uni Eropa dianggap bisa meningkatkan derajat Ukraina, mengingat saat ini barat memang menjadi mazhab perkembangan peradaban dunia.

“Orientasi politiknya bergeser dari Timur (Rusia) ke Barat (Uni Eropa), kalau militernya ya NATO,” kata Ali Muhammad dalam diskusi yang diadakan secara daring oleh Komunitas Indonesia untuk Kajian Eropa (KIKE), Rabu (2/3).

Di forum yang sama, Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga Ketua Umum KIKE, Muhadi Sugiono mengatakan bahwa dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, sebuah negara ingin bergabung dengan NATO karena mereka membutuhkan sebuah pengakuan.

“Bahwa kalau mereka jadi negara NATO berarti mereka adalah negara yang pemerintahannya demokratis,” kata Muhadi Sugiono.

Jika bergabung dengan NATO, kekuatan militer internasional Ukraina juga akan meningkat sehingga bisa memiliki daya tawar di hadapan Rusia. Ukraina juga bisa menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara NATO, termasuk Amerika Serikat, sekaligus melepaskan diri dari pengaruh Rusia.

Namun keinginan bergabung dengan NATO menurut Muhadi bukanlah keinginan tunggal. Ada tujuan lain yang ingin diperoleh Ukraina dengan jadi anggota NATO, yakni menjadi anggota Uni Eropa.

Selain bisa mendapatkan keuntungan di bidang sosial dan ekonomi, bergabung dengan Uni Eropa juga dinilai akan membuat posisi mereka setara dengan negara-negara Eropa lain.

Hal ini menurut Muhadi bisa dipahami, sebab sebelumnya negara-negara di Eropa timur saja sampai membuat organisasi khusus untuk bisa bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

“Mereka membuat organisasi regional, yang tujuannya menyiapkan diri untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa,” ujarnya.

Keinginan Ukraina jadi anggota NATO, menurut dia paralel atau sejalan dengan keinginan mereka bergabung dengan Uni Eropa. Ketika bisa masuk ke NATO, maka jalan mereka untuk bergabung dengan Uni Eropa akan semakin mulus.

“Jadi anggota NATO bagi Ukraina dianggap sebagai pembuka bagi Ukraina untuk masuk jadi anggota Uni Eropa,” kata Muhadi.

Berita terbaru, di tengah agresi yang masih terus dilakukan Rusia di wilayah Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara resmi telah menandatangani dokumen pengajuan diri untuk menjadi anggota Uni Eropa.

Dikutip dari Reuters, Selasa (1/3), akun Facebook resmi Zelensky memuat foto-fotonya ketika menandatangani dokumen pengajuan diri jadi anggota Uni Eropa, yang didampingi oleh Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Ukraina.

“(Zelensky) baru saja menandatangani dokumen bersejarah – aplikasi Ukraina untuk keanggotaan Uni Eropa,” tulis Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Sybiha, melalui akun Twitternya. {kumparan}