News  

Tunda Dulu Capres-Cawapres, Ayo Bantu Korban Gempa Lombok

Tunda Dulu Capres-Cawapres, Ayo Bantu Korban Gempa Lombok Radar Aktual

H-1 jelang penutupan pendaftaran Capres-Cawapres, kegaduhan politik mencapai puncaknya yang paling memalukan. Upaya saling tuduh dan saling ancam di antara partai-partai, bahkan ditengarai melibatkan dana sogokan ratusan milyar rupiah kepada beberapa partai, menunjukkan betapa bobroknya perilaku politisi kita. Penentuan nama kandidat Presiden dan Wakil Presiden telah berubah menjadi perburuan kekuasaan tanpa memperhatikan akhlak politik.

Namun anehnya di tengah perebutan kekuasaan yang besar itu, elit politik tampak mengalami kebingungan, dan kehilangan keyakinan satu sama lain. Sepertinya hal ini menunjukkan bahwa kita semua sedang ditegur. Bahwa elit politik perlu mawas diri dan memikirkan terlebih dahulu nasib rakyat yang tengah ditimpa musibah.

Pasalnya saat ini ratusan ribu warga korban gempa bumi di Lombok, NTB, masih menjadi pengungsi. Mereka kehilangan rumah dan Tengah membutuhkan uluran bantuan. Dr Zulkieflimansyah, Gubernur NTB yang baru terpilih dalam Pilkada mengungkapkan, lebih dari 270 ribu warganya menjadi korban gempa, dan saat ini terpaksa harus tidur di luar, di sawah, dan di bawah terpal pengungsian dengan kondisi seadanya.

Ratusan kali gempa, yang paling besar mencapai 7 Skala Richter, telah menyebabkan rumah, masjid, hotel, dan perkantoran menjadi rata dengan tanah. Listrik di pulau Lombok sempat mati. Jaringan air bersih ikut rusak, dan berbagai fasilitas publik ikut lumpuh total. Lombok Utara yang menjadi lokasi episentrum gempa tampak seperti kota mati. Dr Zul memperkirakan hampir 80 persen rumah penduduk di wilayah ini telah hancur.

Hingga saat ini, bantuan dari berbagai pihak terus mengalir kepada korban. Ribuan pekerja kemanusiaan telah masuk ke Lombok dari berbagai daerah. Berbagai tenda pengungsian juga telah didirikan. Selain kehilangan rumah, sebagian warga juga mengalami trauma psikologis. Mereka masih belum berani kembali ke rumah. Gempa-gempa susulan yang masih terjadi membuat mereka merasa tidak aman dan tidak nyaman.

Dengan kondisi dan jumlah korban cukup parah, sulit dibayangkan berapa lama kondisi ini akan terjadi. Nasib bayi, anak-anak dan orang-orang tua akan semakin naas jika bantuan makanan, pakaian dan obat-obatan tidak mencukupi. Maka wajar jika Dr. Zul meminta Pemerintah Pusat segera menaikkan status bencana gempa di Lombok menjadi Bencana Nasional.

Energi bangsa ini perlu diarahkan sejenak untuk secara serius menangani tanggap darurat dan memulihkan kondisi korban. Pemerintah dan para pemimpin politik perlu mencontoh kepekaan dan pengorbanan yang telah ditunjukkan pleh para pekerja kemanusiaan di Lombok. Soal Capres-Cawapres masih ada waktu. Namun solusi bencana butuh penanganan segera.

Alangkah eloknya bila kita dapat menyaksikan elit-elit politik baik dari kubu petahana maupun pihak oposisi, sepakat untuk menunda terlebih dahulu pertarungan politik. Mereka bersepakat menyisihkan waktu untuk saling bahu-membahu memulihkan kondisi saudara kita di Lombok. Paling tidak, kita bisa memiliki rasa bangga karena telah dan akan dipimpin oleh para negarawan yang tidak hanya berpikir soal politik, tapi juga soal kemanusiaaan.

M. Akbar Satrio (Pemuda Masjid Agung Al Azhar, ISYEF)