News  

5 Kontroversi Dokter Terawan: Penggagas Terapi Cuci Otak, Dicopot Dari Menkes Hingga Dipecat IDI

Sosok Dokter Terawan Agus Putranto kembali menjadi sorotan publik. Kini, mantan Menteri Kesehatan itu dicopot dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat.

Pemberhentian Terawan ini berdasarkan rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI). Adapun penyebab Terawan dipecat karena dugaan pelanggaran kode etik sebagai dokter.

Kabar pemecatan Terawan ini diunggah oleh epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono lewat video unggahan instagramnya, @pandu.riono.

Dalam video tersebut, Ketua Panitia Muktamar ke-31 IDI, Nasrul Musadir Alsa membeberkan hasil keputusan sebagai berikut:

1. Meneruskan hasil keputusan rapat sidang khusus MKEK yang memutuskan pemberhentian permanen sejawat Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K) sebagai anggota IDI.

2. Pemberhentian tersebut dilaksanakan oleh PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja.

3. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Kendati demikian, Pandu menyebut keputusan final akan masih disidangkan pada sidang Muktamar Khusus. Diketahui, Terawan Agus Putranto adalah sosok dokter juga terkenal karena sejumlah kontroversinya.

Mulai dari gagasan soal terapi cuci otak, hingga ia di-reshuffle saat menjabat Menkes di tengah pandemi Covid-19. Berikut Tribunnews rangkum deretan kontroversi Dokter Terawan, dikutip dari berbagai sumber.

1. Menggagas Terapi Cuci Otak

Pada tahun 2018, nama Terawan santer dibicarakan karena terobosannya melakukan terapi cuci otak sebagai penyembuhan penyakit stroke.

Kala itu, Terawan masih menjabat Kepala RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Terawan mengaku lewat terapi cuci otak ini bisa memberikan hasil yang bagus.

“Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi “cuci otak” itu,” ujar Terawan, dikutip dari Kompas.com.

Bahkan sejumlah tokoh ikut menjalani terapi gagasan Terawan, dari antan Wapres Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendropriyono, tokoh pers Dahlan Iskan beserta istrinya, dan tokoh ternama lainnya.

Namun, penemuan terapi cuci otak ini mendapat kecaman dari IDI karena dinilai melanggar kode etik dokter.

Hingga akhirnya, IDI memberikan sanksi berupa pemecatan sementara selama 12 bulan dari ekanggotaan, mulai 26 Februari 2018-15 Februari 2019. IDI juga mencabut izin prakterk dokter Terawan.

“Bobot pelanggaran Dokter Terawan adalah berat, serious ethical missconduct. Pelanggaran etik serius,” kata Ketua MKEK IDI Prio Sidipratomo dalam surat PB IDI, Senin (2/4/2018) dikutip dari Kontan.

2. Kontroversinya Tangani Pandemi saat Menjabat Menkes

Terawan sempat menjabat Menteri Kesehatan di Kabinet Jokowi-Ma’ruf. Di tahun 2020, kemampuannya sebagai Menteri Kesehatan diuji karena berbarengan munculnya pandemi Covid-19.

Saat itu, beberapa pengamat menilai kinerja Terawan dalam menangani pandemi tidak memuaskan. Terlebih,Terawan kerap mengeluarkan pernyataan soal Covid-19 yang kerap menuai kontroversi.

Satu di antaranya, ketika ia menanggapi terkait harga masker yang melambung saat kabar pandemi muncul.

Ia menyebut, harga masker mengalami lonjakan karena diburu masyarakat setelah munculnya virus Corona. Terawan pun justru menyalahkan orang-orang yang membeli masker.

“Salahmu sendiri kok beli ya,” kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2/2020) dikutip dari Kompas.com.

Terawan menilai orang yang sehat tidak perlu menggunakan masker untuk mengantisipasi virus. Seharusnya, kata Terawan, masker hanya digunakan oleh orang yang sakit agar tak menularkan penyakitnya ke lingkungan sekitar.

Hal itu sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang beberapa waktu kemudian direvisi. WHO pun mewajibkan setiap orang untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Di samping itu, pada 17 Februari 2020, sejumlah pakar mempertanyakan mengapa Covid-19 belum muncul di Indonesia. Terawan pun kembali mengeluarkan jawaban yang kontroversial.

Ia mengatakan kekuatan doa menjadi penyebab Covid-19 tak masuk Indonesia.

3. Dicopot dari Jabatan Menkes

Pada Desember 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merombak jajaran menterinya, salah satunya posisi Menteri Kesehatan. Posisi Terawan sebagai Menkes digantikan oleh Budi Gunadi Sadikin.

“Budi Gunadi Sadikin adalah Direktur Utama Bank Mandiri, kemudian terakhir menjadi Wakil Menteri BUMN. Dan Sekarang kita berikan tanggung jawab untuk memimpin Kementerian Kesehatan,” kata Jokowi sebagaimana diberitakan Tribunnews.com, Selasa (22/12/2020).

Saat proses serah terima jabatan pada Budi Gunadi, Terawan sempat menyampaikan permohonan maaf jika selama menjabat terapat kesalahan yang ia lakukan.

4. Inisiator Vaksin Nusantara

Di tengah pandemi Covid-19, Terawan juga sempat disorot karena menggagas vaksin Covid-19 yakni Vaksin Nusantara. Ia mengatakan bahwa Vaksin Nusantara dapat dengan mudah menangkal varian baru Covid-19.

“Bagaimana Vaksin Nusantara ini menghadapi varian baru? Gampang sekali, hanya perlu 8 hari. Antigennya saya ganti,” ujarnya menyakinkan.

Ia mengatakan, hal yang perlu dilakukan adalah mengganti antigen yang cocok sesuai dengan varian baru yang dihadapi.

“Antigen itu adalah rekombinan dari spike S. Jadi kita tinggal lihat dia mutasi mana dan tinggal, kita gabung-gabung saja. Kita tambahi misalnya dari Inggris, Afrika, atau India,” ungkap Eks Menteri Kesehatan ini, Rabu (16/6/2021) dikutip Tribunnews.com.

Namun, munculnya vaksin nusantara itu juga sempat mendapat kontroversi. Dikutip dari Kompas.com, uji klinis vaksin nusantara sempat mengalami beberapa masalah.

Mulai dari tak melalui tahap praklinis hingga relawan uji klinis mendapati kejadian tak diinginkan. Kendati demikian, sejumlah tokoh publik, dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hingga KSP Moeldoko pernah disuntik vaksin ini.

5. Dipecat IDI, Diduga karena Kontroversi Terapu Cuci Otak hingga Promosikan Vaksin Nusantara

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) memberhentikan Terawan Agus Putranto dari anggota IDI secara permanen.

Keputusan tersebut ditetapkan dalam Muktamar XXXI IDI di Banda Aceh, Jumat (25/3/2022) dikutip dari laman epidemiolog UI, Pandu Riono.

Diduga alasan Terawan dicopot keanggotan IDI karena kontroversi terapi cuci otak hingga promosi vaksin nusantara. Hal itu berdasarkan pesan berisi gambar yang diterima redaksi Tribunnews.com.

Gambar tersebut berupa surat Majelis Kode Etik Kedokteran (MKED) kepada Ketua Umum IDI yang bertanggal 8 Februari 2022.

Dalam surat itu, Ketua MKED Pukovisa Prawiroharjo membeberkan sejumlah alasan mengapa pihaknya merekomendasikan pemecatan Terawan.

Berikut poin-poin dalam surat tersebut.

– MKED menganggap Terawan tidak memiliki itikad baik setelah diberikan sanksi terkait metode ‘cuci otak’ pada 2018 silam.

Terawan disebut belum memberikan bukti telah menjalankan sanksi etik selama periode 2018-2002.

– Terawan dipecat karena mempromosikan Vaksin Nusantara secara luas meskipun penelitiannya belum selesai. Dalam beberapa kesempatan, Terawan memang gencar mempromosikan vaksin tersebut meskipun tidak lagi menjabat sebagai Menteri Kesehatan.

– Terawan membentuk Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Klinik Indonesia (PDSRKI) yang dianggap MKED tidak sesuai prosedur yang benar.

– Bahkan ada surat edaran PDSRKI yang menginstruksikan agar anggota organisasi baru ini tidak menghadiri acara IDI.

Namun, Tribunnews saat ini masih berusaha menghubungi pihak terkait guna mengkonfirmasi isi surat ini. {tribun}