News  

Dijajah 350 Tahun, Kenapa Bangsa Indonesia Tak Banyak Yang Mampu Berbahasa Belanda?

Belanda merupakan satu-satunya negara yang disebut paling lama menjajah Indonesia yakni 3,5 abad atau 350 tahun. Selama ratusan tahun, rakyat di Tanah Air kehilangan hartanya hingga hidup melarat selama dijajah Negeri Kincir Angin tersebut.

Tapi, pernahkah kamu bertanyan-tanya, mengapa ya, rakyat Indonesia tidak bisa juga berbahasa Belanda? Padahal, negara kita ini pernah dijajah 350 tahun lamanya.

Berbeda dengan Singapura yang dijajah Inggris. Mereka malah sangat mahir berbahasa Inggris setelah Negeri Ratu Elisabeth itu menjajah selama 100 tahun.

Nah, berikut penjelasan mengapa warga +62 tidak bisa berbahasa Belanda meski pernah dijajah 3,5 abad. Dengan selama itu, Neneng Moyang kita tidak mengajarkan bahasa Belanda hingga kini hanya segelintir orang yang bisa berbahasa negara yang berada di Eropa Barat itu.

Tujuan Belanda Awalnya Hanya Ingin Berdagang

Perlu kamu ketahui, Belanda dulunya tidak sama sekali berniat menjajah rakyat Indonesia. Mengutip berbagai sumber, ketika pertama kali mendarat di Banten pada 23 Juni 1596, empat buat kapal berisi pasukan Belanda bertujuan untuk berdagang rempah-rempah dan membawanya untuk dijual di Eropa.

Namun, hal itupun berubah ketika perang dunia pecah. Rakyat pribumi malah ditindas dan harta mereka dirampas oleh pasukan Belanda. Tidak hanya itu, tindakan kasar dan perlakuan sewenang-sewenang juga dialami rakyat Indonesia.

Kendati demikian, rakyat pribumi ternyata tidak terlalu mendalami Belanda. Meski kaum orang tua disebut paham dengan bahasa kolonial tersebut, namun mereka ternyata tetap berbahasa Indonesia atau bahasa suku kepada anak-anaknya.

Tak ayal, hal itupun hampir semua anak-anak pada masa penjajahan Belanda dikabarkan tidak terlalu mendalami bahasa Belanda. Apalagi, banyak orang tua selalu berbahasa Indonesia atau suku kepada anak-anak mereka.

Belanda Tidak Menyebarkan Budaya dan Bahasa

Menurut berbagai sumber, Belanda dulunya disebut hanya berfokus mengambil atau berdagang rempah-rempah yang kemudian akan dijual ke Eropa. Sebuah perusahan Belanda bernama VOC berbisnis dengan rakyat pribumi.

Hingga kemudian, perusahaan tersebut pun bangkrut dan diambil alih oleh pemerintah Belanda. Kendati demikian, para pasukan kolonial disebut tidak tertarik menyebarkan budaya hingga bahasa mereka ke pribumi.

Pasalnya, Belanda kala itu disebut hanya mencari keuntungan dengan mengambil rempah-rempah dari tanah Indonesia yang akan dijual ke Eropa.

Dengan kata lain, rakyat pribumi lah yang dikabarkan mencoba mempelajari bahasa Belanda untuk mengetahui kelemahan dan mengusir negara tersebut dari Ibu Pertiwi alias tanpa mengajari anak-anak mereka berbahasa Belanda.

Rakyat Pribumi Tetap Berbahasa Indonesia

Tahukah kamu, di tengah masa penjajahan, kaum orang tua disebut sama sekali tidak tertarik mengajarkan anak-anak mereka berbahasa Belanda. Kaum ayah dan ibu dikabarkan tetap berbahasa Indonesia dan suku kepada saudara-saudara mereka.

Akan tetapi, demi mengetahui kelemahan para pasukan Belanda, mereka pun mencoba mempelajari bahasa tersebut. Sebab, menurut berbagai sumber, tanpa mengetahui bahasa pasukan Belanda, maka para pejuang kemerdekaan tidak akan tahu kelemahan penjajah.

Dengan kata lain, kaum orang tua mengajarkan kepada anak-anak mereka agar tetap berbahasa Indonesia dan suku. Hal itulah yang membuat warga +62 tidak banyak yang bisa berbahasa Belanda hingga saat ini.

Nah, itulah alasan mengapa rakyat Indonesia hingga saat ini tidak bisa bahasa Belanda meski pernah dijajah 3,5 abad. Berbeda dengan Singapura yang sangat mahir berbahasa Inggris akibat pengaruh Inggris yang menjajah Negeri Kota Singa tersebut selama 100 tahun. {kumparan}