News  

Bayi di Sulsel Lahir Dengan Bagian Tubuh Putus, Ini Penjelasan RSUD Bulukumba

Manajemen RSUD Sultan Daeng Raja Bulukumba, Sulawesi Selatan, angkat suara terkait bagian tubuh bayi yang putus saat persalinan.

Dokter menyebut kondisi bayi telah meninggal dunia sejak dalam kandungan yang membuat tulang lemah hingga busuk.

Direktur RSUD Bulukumba, Rizal mengatakan, kematian janin dalam rahim diperkirakan sudah berlangsung 48 jam lebih.

Ketika bayi yang sudah mati dalam kandungan, otomatis semua organ tubuh akan bermasalah, otot dan tulang mengalami pembusukan.

“Saat kepalanya lahir, tim dokter mencoba untuk menarik dan putus. Karena memang semua jaringannya itu sudah lunak,” kata Rizal saat jumpa pers, Rabu (11/5) sore.

Rizal menjelaskan, pasien hamil bernama Mutmainna merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Bontobangun. Ia dirujuk karena tidak mampu ditangani puskesmas.

Setibanya di RS, pasien tersebut sempat ditangani.

Tenaga kesehatan jaga sempat mengecek pasien dengan alat seadanya.

Semuanya dianggap normal. Mulai tekanan darah hingga kandungan. Masih ditemukan detak jantung janin. Tetapi, setelah USG, ditemukan janin sudah meninggal.

“Awalnya, kami menduga itu detak jantung janin, tapi ternyata salah setelah dicek di laboratorium. Namanya juga, petugas jaga masih manusia biasa,” ungkapnya.

Rizal mengaku tak langsung melakukan proses persalinan.

Sebab, pasien tidak dikategorikan dalam keadaan darurat.

Pasien masih dinilai normal, meski janin sudah tidak bernyawa. Sehingga, dokter memberikan obat dan menunggu persalinan normal, karena dinilai lebih aman untuk pasien daripada operasi sesar.

“Saat masuk ke puskesmas, tekanan darah 159/100. Kemudian pasien dirujuk ke RSUD Sultan Daeng Raja. Sampai di RS, dokter periksa dan tensi di bawah 140/80. Semua itu normal, bukan emergency,” ungkapnya.

Dokter menduga, janin meninggal di dalam kandungan sudah lebih dari 48 jam.

Hal itu lantaran melihat kondisi tubuh bayi yang membusuk. Diduga, bayi meninggal saat sang ibu pulang dari perjalanan di Kabupaten Sinjai atau ketika masuk puskesmas.

“Sempat periksa di Sinjai. Tapi, pulangnya pasien naik motor. Diduga di situlah terjadi kecelakaan pada janin dalam perut,” jelas dia.

Berikut kronologi kejadian yang disampaikan manajemen RSUD Bulukumba.
Kamis (5/5)

Pasien bersama suaminya berkunjung ke Kabupaten Sinjai untuk ziarah.

Kemudian, ia sempat memeriksa kandungan di klinik.

Hasilnya, janinnya dalam keadaan normal. Kemudian pulang ke rumahnya di Kabupaten Bulukumba dengan naik sepeda motor.

Sabtu (7/5)
Pukul 15.00 WITA
Pasien merasa tidak enak badan, kemudian dilarikan ke puskesmas. Tensi 150/100, tetapi bidan meminta pasien untuk dirujuk ke RSUD Bulukumba.

Pukul 22.00 WITA.
Pasien tiba di RSUD Kabupaten Bulukumba. Masuk IGD, kemudian bidan jaga kembali mengecek pasien.

Tensinya, kurang dari 140/80 dan dianggap normal. Saat cek kandungan dengan alat seadanya, bidan mendiagnosis denyut jantung bayi masih ada dan normal.

Tapi, usia dari janin dianggap belum cukup, diperkirakan baru 36 Minggu. Kemudian dokter melakukan observasi, tapi di dalam proses itu janin tak kunjung pembukaan. Ia kemudian diminta untuk dilakukan proses pemeriksaan di laboratorium dengan USG.

Minggu (8/5)
Sore hari Dokter spesialis melakukan pemeriksaan lanjutan dengan USG.

Dokter tidak menemukan detak jantung bayi. Sehingga, dokter mendiagnosis bahwa telah terjadi kematian janin dalam rahim (KJDR).

Dokter juga sebut, kondisi janin dalam rahim mulai membusuk dan diperkirakan janin sudah meninggal sejak 48 jam sebelumnya.

Malam hari
Dokter kemudian memberikan obat untuk merangsang kelahiran. Kemudian, dokter menunggu pembukaan kelahiran janin.

Selasa (9/5)
Pukul 08.00 WITA.
Dokter melakukan persalinan. Setelah satu jam kemudian, persalinan berhasil.

Bayi itu dikeluarkan, tapi kondisi bayi sudah tidak sempurna, leher dan lengan putus.

Jasad bayi kemudian diserahkan ke keluarganya dalam kondisi penuh jahitan di leher dan lengan.(Sumber)