Sebut Harun Masiku Aib Bangsa, Politisi Golkar: Dia Siapa Sih? Susah Banget Ditangkap?

Harun Masiku, buronan KPK kasus suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan hingga hari ini belum ditemukan. Sudah tiga tahun lebih jejaknya tak bisa didapat oleh penegak hukum di negeri ini,baik oleh KPK, kepolisian, maupun intelejen yang bekerjasama dengan Interpol.

Harun Masiku bukan siapa-siapa sebelumnya. Namanya jauh dari hiruk pikuk politik nasional. Tetapi kemudian, ia seperti lenyap ditelan bumi ketika KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap eks Komisioner kpu Wahyu Setiawan dan juga kader PDIP Saeful Bahri.

Perihal perkembangan kasus Harun Masiku, Ketua KPK Firli Bahuri sempat merasa kesal ketika terus menerus ditanyakan oleh wartawan. “Kok tanyanya cuma Harun Masiku saja? Ada titipan ya? Dititipi ya pertanyaannya?” kata Firli seusai rapat dengan Komisi Hukum DPR, Jakarta, Rabu, 8 Juni 2022.

Firli melanjutkan: “Kok kaya enggak ada pertanyaan lain, kan banyak loh yang dikerjakan KPK, bukan hanya itu.”

Menanggapi pernyataan Firli, politisi muda Partai Golkar Achmad Annama sempat mempertanyakan sikap Firli Bahuri yang terkesan defensif setiap kali ditanyakan mengenai perkembangan kasus Harun Masiku. Melalui akun twitternya, @AchmadAnnama ia merasa aneh dengan sikap Ketua KPK tersebut.

“Firli Bahuri, kenapa kalau ditanya soal Harun Masiku selalu defensif? Kok terkesan menghindar dari pertanyaan macam itu? Ada apa dengan Harun Masiku?” cuit akun @AchmadAnnama pada 09/06/2022.

Kasus Harun Masiku memang sangat rentan, sebab, disinyalir selain dirinya ada pula keterlibatan salah seorang figur penting di bangsa ini, seorang kader partai besar yang sempat disebutkan namanya di dalam surat dakwaan Saeful Bahri.

Dalam surat dakwaan itu disebutkan bahwa, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto pernah memerintahkan kuasa hukum PDIP untuk menyurati KPU agar menunjuk Harun Masiku menjadi anggota DPR lewat jalur pergantian antarwaktu.

Bagi bangsa ini, kasus Harun Masiku jelas merupakan sebuah problematika dan aib yang harus dituntaskan. Pasalnya, kasus ini telah mencoreng wajah demokrasi di Indonesia, wajah penyelenggara Pemilu sekaligus konstitusi negara.

“Harun Masiku itu aib bagi bangsa, bagi penyelenggaraan pemilu, bagi konstitusi negara. Persoalan Harun Masiku, KPK seperti buang badan? Cuma disebut tak tidur nyenyak! Masyarakat juga perlu tahu sampai dimana kasusnya? Mengalir sampai jauh seperti Bengawan Solo?” lanjut koordinator komunitas Golkar Milenial ini.

Bagi Achmad Annama, sepertinya belum ditemukannya Harun Masiku merupakan hal yang diluar batas kewajaran. Harun Masiku bukan siapa-siapa, uang yang dimilikinya pun pasti terbatas untuk menjadi pesakitan dalam pelariannya. Lalu mengapa sampai tiga tahun buronan KPK itu tidak juga berhasil ditemukan?

“Sudah 3 tahun Harun Masiku lenyap, memang dia siapa sih? Berapa besar korupsinya? Kayaknya susah banget tangkap bocil ini? Atau pertanyaannya diganti, siapa pembesar yang ikut terlibat? Lebih mudah menerkanya!” cuit Wabendum Depinas SOKSI ini. SOKSI merupakan organisasi pendiri Partai Golkar yang perduli pada persoalan buruh dan tenaga kerja.

Achmad Annama kemudian menyindir Ketua KPK Firli Bahuri atas pernyataannya kepada wartawan media saat ia diwawancarai di DPR RI kemarin dengan menyebut pertanyaan wartawan sebagai pertanyaan titipan. Pria yang akrab disapa Annama ini menyindir dengan mempertanyakan jabatan Ketua KPK milik Firli Bahuri memangnya titipan siapa?

“Kalau pertanyaannya titipan rakyat, Pak Firli. Kalau Harun Masiku titipan siapa? Dititip dimana, sama siapa? Sampai susah banget ditemukan? Bicara titipan, bapak jadi Ketua KPK titipan bukan? Kalau iya, dititip siapa? Sampai temukan bocil seperti Harun Masiku SUSAH sekali?” cuit akun twitter @AchmadAnnama. {golkarpedia}