Dua Bobotoh Meninggal di GBLA, Muhammad Farhan Nasdem Desak Panpel Evaluasi Piala Presiden

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Nasdem, Muhammad Farhan/Net

Sepakbola tanah air kembali berduka. Dalam laga Piala Presiden Grup C pada Jumat (17/6) di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage Kota Bandung antara Persib Bandung kontra Persebaya Surabaya telah memakan korban meninggal dunia.

 

Akibat berdesak-desakan, dua suporter yang meninggal bernama Asep Ahmad Solihin asal Bandung dan Sopiana Yusuf asal Bogor.

Merespons insiden itu, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Nasdem, Muhammad Farhan menegaskan bahwa dari insiden, harus jadi bahan introspeksi bagi semua pihak.

Bahkan, Mantan Direktur Marketing PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) ini menilai, jika diposisikan pada keluarga korban, maka wajar jika ingin menyalahkan berbagai pihak atas insiden ini.

“Duka mendalam, dirasakan Bobotoh seluruh negeri. Dalam duka yang mendalam rasanya ingin menyalahkan semua orang yang kita anggap bertanggung jawab, tetapi sebagai sebuah keluarga besar, mengajak kita introspeksi,” ujar Farhan seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (19/6).

Menurutnya, antusiasme Bobotoh menyaksikan penggawa Persib secara langsung di stadion tak perlu diragukan. Namun, ada beberapa hal yang harus dipahami secara bersama-sama dan bijak.

“Introspeksi pertama sebagai sesama Bobotoh, bahwa antusiasme kita sebagai bentuk kecintaan kepada Persib harus kita kelola bersama, jangan sampai kita terjebak dalam tindakan mengambil tindakan berisiko tinggi,” terangnya.

Sedangkan untuk penyelenggara, Farhan mengakui memiliki pengalaman bagaimana mengelola penyelenggaraan.

“Sebagai orang yang pernah menjadi Panpel, saya mengerti betul tekanan yang dihadapi dari berbagai pihak. Masalah secara 360 derajat mengepung, dari mulai jadwal pertandingan hingga distribusi tiket,” katanya.

“Namun harapan kami Panpel jangan sampai pernah lalai dan menyerah, karena kami ingin pertandingan tetap digelar dengan penonton langsung,” tambahnya.

Akibat insiden itu, PSSI pun turun tangan melakukan investigasi terkait SOP penyelenggaraan sekaligus penerapan standar keamanan stadion. Farhan berharap PSSI objektif dalam berkesimpulan tanpa menghentikan operasional GBLA.

“Saya harapkan objektifitas dari PSSI mempertimbangkan posisi strategis GBLA sebagai salah satu episentrum sepakbola Indonesia. Maka apapun hasil investigasi PSSI harus memberikan solusi bagi pengelolaan GBLA, bukan malah menutupnya,” terangnya,(Sumber)