Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) memastikan tidak akan melibatkan diri di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Adik kandung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini tidak akan mendukung Jokowi maupun juga Prabowo. “Saya tidak akan ke mana-mana. Tidak mendukung Prabowo maupun juga Jokowi,” katanya, Kamis (16/11/2018).
Gus Sholah menyampaikan dirinya ingin berada di pihak yang netral. Tidak memihak siapa pun. Karena itu, dia mempersilakan siapa saja yang berkunjung ke pesantren Tebuireng atau bersilaturrahim ke kediamannya.
“Monggo saja datang ke rumah. Pak Prabowo silahkan. Pak Jokowi juga silahkan. Kemarin (Hari Santri) Pak Prabowo bersilaturahim ya, monggo saja. Bukan berarti mendukung,” katanya.
Gus Sholah mengaku tidak ada alasan khusus atas pilihan politik tersebut. Dia hanya sekadar ingin netral. Sehingga tidak ikut terseret-seret dalam arus dukungan seperti yang terjadi saat ini.
“Saya berpikir, lebih baik ada pihak yang netral. Saya bahkan pengen ngajak beberapa orang lagi. Yang berpengaruh dan punya massa untuk tidak berpihak. Itu bagus,” katanya.
Selain ingin menjaga keutuhan bangsa dari perpecahan antarkelompok, Gus Sholah juga sedang mengemban misi besar. Menjaga kehormatan Jamiyah NU dari kepentingan politik praktis.
Sikap bijak inilah membuat Gus Sholah welcome dengan kubu mana pun. Termasuk saat Gus Sholah mempersilakan Prabowo berkunjung dan memimpin upacara peringatan Hari Santri di Pesantren Tebuireng, 22 Oktober 2018 lalu.
Kendati demikian, sikap ini justru dipolitisisasi oleh pihak tertentu, bahwa Gus Sholah mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Opini ini menyebar luas di media sosial. Lengkap dengan foto Gus Sholah dan Prabowo serta sejumlah dzurriyah NU.
Agar terlihat sempurna, alasan pembenar pun dibuat. Pertama adalah pertemuan Gus Sholah dengan Prabowo dan Sandi yang diikuti beberapa dzurriyah NU lainnya. Kedua, adalah adanya halaqoh ulama dan dzurriyah NU hingga terbentuknya Komite Khittoh.
Sebab, sebagian besar orang-orang dalam komite khittah mendukung Prabowo. Antara lain, tokoh Ansor Jatim Chorul Anam (Cak Anam) dan Gus Hasib Wahab Chasbullah.