Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri khawatir Indonesia mengalami krisis seperti Sri Lanka.
Oleh karenanya, Presiden ke-5 Indonesia tersebut berharap agar pemerintah bisa mengantisipasi krisis pangan serta resesi akibat inflasi dunia.
Demikian diungkapkan Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya yang disampaikan lewat sebuah video saat membuka Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2022 di Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu 16 Juli 2022.
“Kita sama-sama berharap Indonesia terhindar dari ancaman krisis pangan yang menghantui dunia, yang harus segera kita antisipasi dari saat ini, agar hal itu tidak terjadi,” kata Megawati sebagaimana dilansir dari Sindonews Senin 18 Juli 2022.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kondisi ekonomi Indonesia masih kuat, bahkan menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Luhut mengungkapkan bila ada yang menyamakan kondisi ekonomi Indonesia bisa saja seperti Sri Lanka. Katanya, pihak yang menyebut Indonesia bisa sama seperti Sri Lanka hanya membohongi masyarakat
. “Kalau ada yang ngomong kita mau samakan dengan Sri Lanka, bilang dari saya sakit jiwa dia itu. Lihat data-data yang baik, kalau nggak suruh dia datang ke saya.
Orang bilang Pak Luhut nantang, bukan nantang,” ungkap Luhut seperti dikutip finance.detik.com Senin 18 Juli 2022.
“Saya begitu supaya dia jangan membohongi rakyatnya, jangan kepentingan politiknya dibikin-bikinin,” tegasnya.
Lebih jauh Luhut bicara soal kinerja perdagangan yang terus positif selama dua tahun terakhir.
Katanya, dalam 26 bulan terakhir neraca dagang di Indonesia terus positif. Pun bila bicara soal inflasi, Luhut menilai angka inflasi di Indonesia cukup rendah bila dibandingkan dengan berbagai negara di dunia.
“Indonesia salah satu yang ekonominya terbaik di dunia di tengah-tengah gejolak perang Ukraina ini.
Kita punya ekspor terus positif selama 26 bulan terakhir ini sehingga satu negara yang inflasinya juga terbaik di dunia sekarang,” ungkap Luhut.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2022 mengalami surplus US$ 5 miliar. Surplus terjadi karena neraca ekspor lebih besar daripada impor.
(Sumber)