3 Rekor Taufik Hidayat Yang Sulit Dipatahkan, Jonatan Christie dan Anthony Ginting Belum Sepadan

Ada tiga rekor yang dicatatkan oleh pebulutangkis legendaris Indonesia, Taufik Hidayat. Jonatan Christie dan Anthony Ginting pun belum sepadan.

Dengan pencapaiannya di masa lalu, wajar jika Taufik Hidayat kerap mengkritisi sektor tunggal putra Indonesia. Ia memiliki kiprah yang luar biasa saat masih menjadi atlet.

Sayangnya, Taufik Hidayat memutuskan untuk cepat pensiun. Ia gantung raket di usia 32 tahun, pada 16 Juni 2013 silam.

Meski demikian, Taufik sudah mengukirkan banyak rekor pribadi, yang sampai saat ini, hampir satu dekade berlalu, tetapi belum ada yang bisa mematahkan rekornya.

Berikut INDOSPORT merangkum tiga rekor milik Taufik Hidayat yang sulit dipatahkan.

1. Juara Indonesia Open Terbanyak

Taufik Hidayat sampai kini masih menjadi pemain yang mengoleksi gelar Indonesia Open terbanyak. Ia memenangkan ajang bergengsi tersebut sebanyak enam kali.

Taufik Hidayat berhasil menjuarai Indonesia Open edisi tahun 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006. Sampai kini, belum ada pemain yang bisa menyalip rekor Taufik.

Di era yang sama, ada satu pemain yang juga mengoleksi enam gelar di Indonesia Open, yakni Lee Chong Wei (Malaysia), tahun 2007, 2009, 2010, 2011, 2013, 2016.

Memang, sebelumnya ada satu pemain bulutangkis yang mengoleksi enam gelar Indonesia Open, yakni Ardy B. Wiranata. Hanya saja, ia sudah lama gantung raket.

2. Rekor Backhand Tercepat
Taufik Hidayat memiliki kemampuan yang sulit untuk ditiru oleh para pebulutangkis lainnya, yakni smash backhand yang kuat.

Jika umumnya pebulutangkis memakai pukulan forehand sebagai andalan, tetapi Taufik Hidayat memiliki pukulan backhand yang juga kuat dan bisa mengecoh lawan.

Jika dalam situasi forehand saja, kekuatan smash tidak selalu kuat, namun beda halnya dengan Taufik Hidayat yang bisa melakukan smash kencang dengan posisi backhand.

Pada satu kesempatan, pemain kelahiran Bandung itu melakukan pukulan backhand dan mencatatkan rekor tercepat, yakni 260 kilometer per jam. Catatan yang luar biasa.

Alhasil, Taufik Hidayat juga mendapatkan julukan sebagai King of Backhand.

 

3. Peringkat 1 Dunia Termuda

Dengan kualitasnya di lapangan, wajar jika Taufik Hidayat pernah menduduki peringkat satu dunia di sektor tunggal putra.

Namun, sulit untuk membayangkan Taufik Hidayat bisa menggapai prestasi tertinggi itu di usianya yang sangat muda, yakni 19 tahun, tepatnya pada tahun 2000 silam.

Prestasi itu diraih setelah Taufik Hidayat memenangkan sejumlah gelar beruntun, mulai dari Malaysia Open, Kejuaraan Asia, Indonesia Open, dan runner-up All England.

Jika melihat generasi sebelumnya, para pebulutangkis tunggal putra Indonesia memang langganan jadi peringkat satu dunia.

Sebut saja Alan Budikusuma, Liem Swie King, dan Hariyanto Arbi, para pendahulu yang menginspirasi Taufik Hidayat, sampai akhirnya bisa meraih posisi tertinggi dunia.

Jonatan dan Ginting Belum Sepadan
Setelah Taufik Hidayat memutuskan pensiun, belum ada lagi pebulutangkis tunggal putra Indonesia yang konsisten meraih gelar dan menghuni peringkat atas.

Saat ini, Jonatan Christie masih mentok di peringkat delapan. Capaian tertingginya ialah saat jadi nomor empat dunia, pada tahun 2019 silam, ketika berusia 22 tahun.

Sementara Anthony Sinisuka Ginting juga kehilangan momentum dan jatuh ke posisi enam dalam urutan tunggal putra dunia.

Anthony Sinisuka Ginting pernah menjadi top 3 tunggal putra dunia, tepatnya di tahun 2020 lalu, ketika ia masih berusia 23 tahun.(Sumber)